Trump Frustrasi Israel Masih Lakukan Serangan usai Kesepakatan Gencatan Senjata

Presiden Amerika Serikat Donald Trump. The New York Times

Trump Frustrasi Israel Masih Lakukan Serangan usai Kesepakatan Gencatan Senjata

Fajar Nugraha • 25 June 2025 12:04

Teheran: Gencatan senjata yang goyah mulai berlangsung antara Israel-Iran pada Selasa, 24 Juni 2025, di bawah tekanan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Upaya ini telah meningkatkan harapan untuk mengakhiri konflik di Timur Tengah tersebut.

Trump telah menegur kedua pihak atas pelanggaran awal gencatan senjata, tetapi mengarahkan kritik kerasnya kepada Israel atas skala serangannya.

“Israel membatalkan serangan lebih lanjut atas perintahnya untuk mempertahankan gencatan senjata dengan Iran,” sebut Trump, seperti dikutip Anadolu, Rabu 25 Juni 2025. 
 

Baca: Trump Sebut Israel dan Iran Ingin Akhiri Perang Secara ‘Setara’.


Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, memuji kemenangan dalam perang yang menurutnya telah berhasil diakhiri oleh Iran, kata media Iran.

Kantor berita resmi Iran, IRNA, sebelumnya melaporkan bahwa selama panggilan telepon dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Pezeshkian mengatakan Iran siap menyelesaikan konflik dengan AS.

Sementara itu, militer Israel mengatakan bahwa negaranya telah kembali ke tingkat aktivitas penuh tanpa batasan mulai pukul 20.00 waktu setempat. Bandara Ben Gurion juga telah dibuka kembali. Kepala Staf Angkatan Bersenjata Eyal Zamir mengatakan bahwa militer akan kembali berfokus pada perangnya melawan Hamas di Gaza.

Apakah gencatan senjata Israel-Iran ini dapat bertahan merupakan pertanyaan besar yang  menandai jalan sulit di depan. Kedua negara sebelumnya telah saling menuduh melanggar gencatan senjata. Trump menegur Israel dengan luapan amarahnya, "semua pesawat akan berbalik dan pulang, tidak seorang pun akan terluka," katanya di Truth Social.

Trump kemudian menambahkan peringatan, "Israel. Jangan jatuhkan bom-bom itu. Bawa pulang pilot Anda, sekarang!" Trump mengatakan kepada wartawan bahwa ia khususnya frustrasi dengan Israel.

"Saya harus membuat Israel tenang sekarang," ujarnya. 

Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengakui bahwa Israel telah mengebom sebuah situs radar di dekat Teheran, menyebutnya sebagai pembalasan atas rudal Iran yang ditembakkan tiga setengah jam setelah gencatan senjata seharusnya dimulai.

Iran membantah meluncurkan serangan apa pun dan menyebut serangan Israel telah berlanjut selama satu setengah jam. Pezeshkian menegaskan bahwa Teheran tidak akan melanggar gencatan senjata kecuali Israel melakukannya, menurut Nournews yang dikelola pemerintah. 

Beberapa jam sebelum gencatan senjata berlaku, empat orang tewas oleh rudal Iran yang menghantam bangunan tempat tinggal di Israel selatan, menurut layanan ambulans Israel. Pejabat Iran mengatakan bahwa sembilan orang tewas dalam serangan terhadap bangunan tempat tinggal di Iran utara.

Kedua negara menyatakan rasa leganya terkait upaya gencatan senjata dari konflik 12 hari ini. "Kami sangat senang. Siapa yang menengahi atau bagaimana itu terjadi tidak penting. Perang sudah berakhir," kata Reza Sharifi, dalam perjalanannya kembali ke Teheran dari Rasht di Laut Kaspia setelah menghindari serangan udara.

Seorang Insinyur Perangkat Lunak di Tel Aviv, Arik Daimant, mengatakan, bahwa rumahnya hancur total dalam pengeboman pada pekan lalu. Namun, ia mensyukuri dimulainya upaya damai kedua negara, “saya berharap gencatan senjata ini adalah awal yang baru." 

(Nada Nisrina)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)