Ketua DPR Puan Maharani bertemu dengan delapan pemain muda Indonesia penerima program beasiswa sepak bola Korea–Korea Seleção (KKS) yang akan mengikuti pelatihan selama satu tahun di Portugal. Dok. Istimewa
Achmad Zulfikar Fazli • 8 October 2025 18:15
Jakarta: Ketua DPR Puan Maharani bertemu dengan delapan pemain muda Indonesia penerima program beasiswa sepak bola Korea–Korea Seleção (KKS) yang akan mengikuti pelatihan selama satu tahun di Portugal. Para penerima beasiswa KKS akan berangkat ke Portugal untuk berlatih, bersekolah, dan bertanding selama satu tahun di negara asal Cristiano Ronaldo itu.
Ke-8 pemain sepak bola muda penerima beasiswa KKS itu bertemu Puan di ruangan pimpinan DPR di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu, 8 Oktober 2025. Pertemuan berlangsung hangat dan santai di mana Puan sempat mengajak 8 pesepakbola itu makan siang bersama.
Program KKS sendiri merupakan hasil kolaborasi dan inisiatif dari tiga tokoh kunci yakni Wakil Ketua MPR Bambang Wuryanto (Bambang Pacul), Justinus Lhaksana (Coach Justin atau Koci) dan Abel Luís da Silva Costa Xavier (Faisal Xavier), legenda sepak bola dan mantan pemain timnas Portugal.
Bambang Pacul dan Coach Justin turut mendampingi 8 peraih beasiswa KKS saat bertemu Puan hari ini. Delapan pesepakbola muda yang akan berangkat ke Portugal itu adalah Agha, Dio, Indra, Zuhdan, Mufid, Farrel, Wisnu, dan Maulana Fadli.
Pertemuan ini menjadi momentum penting untuk menegaskan dukungan pemerintah dan parlemen terhadap pembinaan sepak bola usia muda Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, Puan menyampaikan bahwa DPR RI berkomitmen mendukung pengembangan sepak bola nasional melalui pembinaan berjenjang sejak usia muda. Ia menekankan pentingnya membangun sepak bola dari level dasar, bukan hanya dari segi fisik, tapi juga membangun chemistry dan kerja sama tim.
“Sepak bola adalah olahraga tim. Di lapangan, bukan hanya kemampuan individu yang penting, tapi juga bonding dan chemistry untuk membentuk tim yang solid,” kata Puan saat berbincang santai dengan para penerima beasiswa KKS.
Puan berharap program KKS dapat menjadi pintu kebangkitan sepak bola Indonesia. Ia mengingatkan agar pemerintah, federasi, dan kementerian terkait memberikan perhatian penuh pada para pemain muda ini, agar potensi mereka tidak direbut oleh negara lain. Puan secara khusus memiliki pesan untuk Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Erick Thohir.
“Kita sudah sekolahkan mereka jauh-jauh ke Portugal. Jangan sampai setelah kembali, talenta ini justru tidak dimanfaatkan oleh Indonesia. Saya minta ini juga disampaikan ke Pak Erick dan Kemenpora,” tegasnya.
Puan juga memberi semangat kepada para pemain yang akan berangkat ke Portugal untuk belajar dengan sungguh-sungguh, menjaga kesehatan, serta membuat bangga keluarga dan Indonesia.
“Senang tidak adik-adik akan belajar sepak bola selama setahun ke Portugal? Senang ya pasti. Ini kesempatan yang bagus sekali," ucapnya.
Program Korea–Korea Seleção (KKS) yang digagas tiga tokoh kunci yakni Bambang Pacul, Coach Justin, dan Faisal Xavier merupakan inisiatif pembinaan sepak bola usia muda dari Provinsi Jawa Tengah, yang dimulai pada tahun 2024. Program ini menyeleksi lebih dari 2.410 pemain U-15 dari enam karesidenan di Jawa Tengah.
Dari seleksi tersebut, terpilih 17 pemain terbaik untuk mengikuti pelatihan dan pertandingan uji coba di Portugal.
Delapan pemain terbaik akhirnya lolos untuk menjalani program beasiswa satu tahun penuh di Portugal. Mereka akan menempuh pelatihan di klub-klub profesional Portugal dan bersekolah di sana, melalui dukungan Kedutaan Besar Indonesia untuk Portugal.
"Saya apresiasi gotong royong semua pihak yang memungkinkan adek-adek kita ini akan bisa berangkat ke Portugal," tutur Puan.
Program KKS digagas sebagai upaya mendorong regenerasi pemain muda dari Jawa Tengah melalui pelatihan sepak bola di Portugal. Ini merupakan gelombang kedua pengiriman pemain setelah program pertama sukses dilaksanakan pada 2024.
Sementara itu istilah “korea-korea” populer di masyarakat Jawa dan secara kultural merujuk pada kelompok kelas menengah ke bawah yang memiliki mimpi besar meningkatkan status sosial dan ekonomi. Mereka dikenal karena semangat juang yang tinggi dalam upaya keluar dari kemiskinan. Bambang Pacul kerap disebut sebagai 'komandan korea'.
Bambang Pacul yang hadir dalam pertemuan ini menegaskan bahwa KKS merupakan program pertama di Indonesia yang secara serius membuka jalur internasional bagi pemain usia muda dengan metode pertukaran pelajar di bawah 18 tahun sesuai peraturan FIFA dan 8 pemain akan disebar ke beberapa klub di eropa. Ia mengungkapkan, enam dari delapan pemain KKS sudah masuk dalam seleksi timnas U-17.
“Ini bukti bahwa pembinaan yang benar bisa menghasilkan pemain hebat. Ingat selalu doa dan restu orang tua, serta fokus belajar agar cita-cita kalian tercapai,” pesan Pacul.
Sementara itu, pelatih Coach Justin menyoroti bagaimana anak-anak Indonesia awalnya diremehkan oleh klub-klub Portugal, bahkan dianggap setara dengan pemain usia 11 tahun. Namun melalui pertandingan uji coba, mereka membuktikan kualitasnya. Dalam laga melawan salah satu klub terbaik di Kota Lisbon, Portugal, Tim KKS berhasil menang 7–2.
Coach Justin memastikan seluruh aspek, dari sekolah, tempat tinggal, hingga pendampingan bagi penerima beasiswa KKS sudah disiapkan bekerja sama dengan Kedutaan Besar Portugal.
“Program KKS sudah terbukti. Kalau dilatih dengan benar, pemain Indonesia bisa bersaing di level internasional,” ungkap Coach Justin.
Di sisi lain, orang tua dari Maulana Fadli yang mewakili para orang tua peraih beasiswa KKS menyampaikan rasa syukur dan bangganya terhadap program ini. Ia mengaku awalnya banyak tetangga tidak percaya anaknya akan berangkat ke Portugal, namun kini semua bangga melihat pencapaian tersebut.
“Saya bangga dengan apa yang dicapai anak saya melalui program KKS. Ini kesempatan luar biasa,” ujarnya.
Puan pun menyampaikan ucapan selamat kepada para orangtua yang anak-anaknya terpilih untuk berangkat ke Portugal.
"Untuk para orang tua saya juga ucapkan selamat, karena pasti bangga anak-anaknya sudah terpilih untuk berangkat ke Portugal. Mungkin nanti para orang tua akan kangen dengan anak-anaknya. Tapi ditahankan sedikit rasa kangennya dan kita sama-sama doakan dukung mereka berdelapan mendapat pengalaman dan ilmu yang terbaik di Portugal," papar Mantan Menko PMK itu.
Puan juga menegaskan pentingnya mengembangkan pemain sepak bola sebagai olahraga yang sangat populer dan mampu menyatukan bangsa Indonesia.
"Apalagi kalau sudah Timnas bermain itu hampir semua mata melekat ke layar untuk nonton pertandingannya. Saya aja merinding kalau setelah setiap pertandingan sepakbola Timnas di kandang lalu mendengar lagu “Tanah Airku” dinyanyikan bersama-sama oleh satu stadion," sebut Puan.
Puan memberikan pesan khusus kepada para pemain muda yang akan berangkat ke Portugal agar dapat memanfaatkan kesempatan dengan baik. Ia berharap agar para pemain muda dapat menyerap ilmu bermain bola sebanyak mungkin.
"Serap ilmu sebanyak mungkin karena Insyaallah kalian yang akan menjadi masa depan sepakbola Indonesia. Oleh karena itu tolong juga agar kalian menjaga nama baik Indonesia di sana. Dan yang utama adalah selalu bersyukur dan membuat orangtua kalian bangga dengan perkembangan kalian di sana nanti," ucap perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI tersebut.
Puan berharap agar semua persiapan berjalan lancar dan para pemain menikmati pengalaman di Portugal. Anak-anak pesepakbola muda peraih beasiswa KKS juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Puan.
"Selamat menikmati Portugal dan Insyaallah saat kalian nanti melenting di karir sepakbolanya. Ingatlah momen ini sebagai salah satu titik awal yang memotivasi kalian untuk selalu maju," katanya.
Sebagai simbol kepercayaan, Puan menyerahkan bendera Merah Putih kepada perwakilan pemain senagai simbol untuk menjaga kehormatan dan membawa nama baik bangsa dengab prestasi. Dalam kesempatan itu, Puan juga mendapat pakaian jersey bertuliskan namanya dari pesepakbola muda yang akan berangkat ke Portugal.
Berikut daftar 8 pemain muda penerima beasiswa beserta latar belakang keluarga:
1. Agha anak dari Anton dan Dwi, Manager Pabrik Tembakau
2. Dio anak dari Sugeng dan Poninten, Pekerja Mebel
3. Indra anak dari Enjang “Single Parent”, Keamanan Terminal
4. Zuhdan anak dari Tarjono dan Damiroh, Penjual Kue di pasar
5. Mufid anak dari Fajar dan Rohmah, Guru SMK
6. Farrel anak dari Ayu “Single Parent”, Penjual toko klontong
7. Wisnu anak dari Nyoto dan Dahlia, Pengusaha Knalpot Motor
8. Maulana Fadli anak dari Ayu “Single Parent”, Penjual Kerupuk