Proyek Pemukiman Israel di Tepi Barat Disetujui, Picu Protes Keras Palestina

Warga Palestina di Tepi Barat yang selalu terancam diusir. Foto: EFE

Proyek Pemukiman Israel di Tepi Barat Disetujui, Picu Protes Keras Palestina

Fajar Nugraha • 21 August 2025 13:18

YerusalemMenteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, menyatakan bahwa pembangunan permukiman Israel yang di kutuk secara luas akan melintasi tanah yang di perjuangkan Palestina untuk Negara, mendapat persetujuan akhir pada hari Rabu, 20 Agustus 2025.

Proyek E1, yang akan membagi Tepi Barat yang diduduki dan memisahkannya dari Yerusalem Timur, diumumkan oleh Smotrich minggu lalu dan mendapat persetujuan final dari komisi perencanaan kementerian pertahanan pada hari Rabu, menurut laporan.

Melanjutkan proyek tersebut bisa semakin mengisolasi Israel, yang telah melihat beberapa sekutu Barat mulai frustasi dengan berlanjutnya dan meningkatnya eskalasi perang Gaza, serta mengumumkan kemungkinan untuk mengakui negara Palestina di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September.

"Dengan E1, kami akhirnya mewujudkan apa yang telah dijanjikan selama bertahun-tahun," ujar Menteri sayap kanan Israel, Smotrich, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Anadolu, Kamis, 21 Agustus 2025

“Negara Palestina sedang dihapus dari meja perundingan, bukan dengan slogan, tetapi dengan Tindakan,” kata Smotrich.

Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk pengumuman tersebut pada hari Rabu, menyatakan bahwa pembangunan pemukiman E1 akan mengisolasi komunitas Palestina di kawasan itu dan merusak prospek solusi dua negara.

Seorang juru bicara pemerintah Jerman, yang memberikan tanggapan terhadap pengumuman tersebut pada hari Rabu, mengatakan kepada wartawan bahwa pembangunan pemukiman tersebut melanggar hukum internasional dan "menghalangi tercapainya solusi dua negara yang dinegosiasikan serta berakhirnya pendudukan Israel di Tepi Barat."

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, belum memberikan komentar terkait pengumuman proyek E1.

Pada Minggu, saat berkunjung ke Ofra, permukiman lain di Tepi Barat yang didirikan seperempat abad lalu, ia menyampaikan komentar yang lebih luas, dengan menyatakan, “Saya telah mengatakan 25 tahun yang lalu bahwa kami akan melakukan segalanya untuk mengamankan cengkraman kami di Tanah Israel, untuk mencegah berdirinya Negara Palestina, untuk mencegah upaya mengusir kami dari sini. Alhamdulilah, apa yang saya janjikan telah kami tepati.”

Solusi dua negara untuk konflik Israel dan Palestina yang sudah berlangsung lama mengusulkan pembentukan negara Palestina di Yerusalem Timur, Tepi Barat, dan Gaza, yang akan berdampingan dengan Israel.

Ibu kota dan kelompok kampanye di Barat menentang proyek permukiman ini karena khawatir dapat menggagalkan kemungkinan tercapainya kesepakatan damai dengan Palestina di masa depan.

Rencana E1, yang terletak dekat dengan Maale Adumim dan telah dibekukan pada tahun 2012 dan 2020 akibat penolakan dari Amerika Serikat dan Eropa, mencakup pembangunan sekitar 3.400 unit rumah baru.

Pekerjaan infrastruktur dapat dimulai dalam beberapa bulan, dengan pembangunan rumah diperkirakan selesai dalam sekitar satu tahun, menurut kelompok advokasi Israel, Peace Now, yang memantau aktivitas permukiman di Tepi Barat.

Sebagian besar dunia internasional menganggap pemukiman Israel di Tepi Barat sebagai pelanggaran hukum internasional.

Israel membantah tuduhan itu, dengan menyatakan hubungan historis dan alkitabiah mereka dengan wilayah tersebut, serta menegaskan bahwa pemukiman itu penting untuk memberikan kedalaman dan keamanan strategis.

(Muhammad Fauzan)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)