Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Foto: UNTV
Washington: Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan keyakinannya bahwa Tiongkok tidak berencana menyerang Taiwan, di tengah meningkatnya kekhawatiran global atas ketegangan di Selat Taiwan.
Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Gedung Putih pada Senin, 20 Oktober 2025, Trump mengatakan dirinya yakin hubungan Washington dan Beijing akan tetap stabil.
Trump menilai Tiongkok tidak memiliki niat untuk mengambil langkah militer terhadap Taiwan, meski isu kedaulatan pulau tersebut tetap menjadi prioritas bagi Beijing. Ia menambahkan bahwa Amerika Serikat tetap menjadi kekuatan militer terkuat di dunia, dan menegaskan tidak ada pihak yang akan berani menantang posisi itu.
“Kami memiliki yang terbaik dari segalanya, dan tidak ada yang akan mengganggu itu,” ujar Trump dalam pernyataannya, dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 21 Oktober 2025.
Rencana diplomasi dan ketegangan Taiwan
Trump mengungkapkan telah menerima undangan resmi untuk berkunjung ke Tiongkok pada awal tahun depan. Ia berharap pertemuan dengan Presiden Xi Jinping dapat menghasilkan kesepakatan perdagangan baru, menyusul pertemuan keduanya yang dijadwalkan berlangsung di Korea Selatan akhir Oktober ini.
Menurut Trump, prioritas utama pemerintahannya adalah mencapai kesepakatan perdagangan yang adil dengan Beijing. Namun, ia tidak menjelaskan apakah negosiasi dagang tersebut akan berpengaruh terhadap sikap AS dalam mendukung Taiwan. Trump juga menyebut hubungannya dengan Xi sebagai “sangat baik” dan menyatakan optimisme terhadap arah kerja sama kedua negara.
Amerika Serikat secara resmi hanya mengakui Beijing sebagai pemerintah sah Tiongkok, namun tetap memiliki hubungan tidak resmi dengan Taipei. Berdasarkan undang-undang AS, Washington berkewajiban memasok senjata untuk pertahanan diri Taiwan, meski tidak memberikan jaminan eksplisit untuk campur tangan militer.
Taiwan, yang kini berkembang sebagai demokrasi dan pusat teknologi utama di Asia, masih menjadi isu sensitif dalam hubungan AS–Tiongkok. Pernyataan Trump kali ini dipandang sebagai upaya menenangkan ketegangan regional menjelang serangkaian pertemuan diplomatik penting antara kedua negara.
(Muhammad Adyatma Damardjati)