Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Husen Miftahudin • 21 October 2025 14:28
Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menilai imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) yang saat ini tercatat rendah menandakan kepercayaan investor asing dan domestik terhadap fondasi ekonomi Indonesia ke depan.
"Yield-nya rendah kan berarti kita bagus. Orang lain percaya sama kita. Domestik sama asing," ucap Purbaya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa, 21 Oktober 2025.
Ia menambahkan saat ini yield SBN tenor 10 tahun berada di kisaran 5,9 persen. Angka ini disebut pasar merupakan level terendah dalam 20 tahun terakhir. Kondisi ini, menurut Purbaya, menjadi bukti pasar menilai fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat dan prospektif.
"Kalau tidak ada kepercayaan, yield tidak mungkin bisa turun seperti ini," ungkap Purbaya menjelaskan.
Imbal hasil SBN 10 tahun terus terpangkas
Diketahui, imbal hasil SBN 10 tahun menunjukkan tren penurunan dalam beberapa bulan terakhir. Merujuk rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah dari Bank Indonesia, imbal hasil tercatat 5,94 persen pada Kamis, 16 Oktober 2025.
Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (US Treasury Note) 10 tahun berada di level 3,975 persen pada hari yang sama. Selisih (spread) imbal hasil antara
SBN dan US Treasury pun semakin menyempit, tercatat sebesar 1,97 persen atau 197 basis poin (bps).
Sejak awal tahun hingga 16 Oktober 2025, investor nonresiden tercatat melakukan beli neto sebesar Rp17,28 triliun di pasar SBN. Sebaliknya, pasar saham dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) masih mencatatkan jual neto masing-masing sebesar Rp51,24 triliun dan Rp132,75 triliun.
(Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa. Foto: Metrotvnews.com/Duta Erlangga)
Total outstanding SBN capai Rp6.592 triliun
Berdasarkan Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI), total
outstanding SBN tercatat sebesar Rp6.592 triliun per akhir September 2025, terdiri dari Surat Utang Negara (SUN) Rp5.301 triliun dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Rp1.290 triliun.
Rincian SUN terdiri dari Obligasi Negara (SUN jangka panjang) sebesar Rp5.243 triliun dan Surat Perbendaharaan Negara (SPN, jangka pendek) Rp58,7 triliun.
Berdasarkan kepemilikan, SUN mayoritas dipegang oleh bank swasta nasional Rp526 triliun, diikuti bank pemerintah/BUMN Rp316,5 triliun dan bank asing Rp74,9 triliun. Sementara pada SPN, kepemilikan terbesar adalah bank pemerintah Rp3,45 triliun dan bank asing Rp2,58 triliun.