Mendikdasmen Abdul Mu’ti menghadiri Kegiatan Pelatihan Pembelajaran Mendalam bagi Guru Kejuruan Provinsi Jawa Barat dan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Vokasi Tahun 2025 Angkatan 13, di Cimahi, Provinsi Jawa Barat pada Se
Patrick Pinaria • 24 September 2025 19:17
Cimahi: Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti menyoroti betapa penting peningkatan kualitas pendidikan vokasi melalui penguatan kompetensi guru. Hal ini dinilai penting demi masa depan cerah bagi generasi muda.
Salah satu upaya yang saat ini dilakukan salah satunya, dengan melakukan peningkatan kualitas pendidikan vokasi melalui penguatan kompetensi guru. Menurut Abdul, pendidikan tidak hanya berfokus pada keterampilan teknis (hard skills), tetapi juga harus menumbuhkan kemampuan nonteknis (soft skills) agar generasi muda mampu beradaptasi dengan perubahan dunia yang cepat.
"Tidak semua hal akan dipelajari di sekolah. Dengan kemampuan soft skills murid bisa memiliki bekal untuk melihat dunia yang berubah, bertahan di dunia yang berubah, dan belajar hal baru yang tidak diajarkan di sekolah," ucap Abdul Mu’ti dalam Kegiatan Pelatihan Pembelajaran Mendalam bagi Guru Kejuruan Provinsi Jawa Barat dan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Vokasi Tahun 2025 Angkatan 13, di Cimahi, Provinsi Jawa Barat pada Senin, 22 September 2025.
Penguatan guru vokasi
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), Kemendikdasmen, disebut terus memperkuat kompetensi guru vokasi agar lebih relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Langkah ini diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang adaptif, kompeten, dan berdaya saing global.
(Foto: Dok. Kemendikdasmen)
Abdul Mu’ti menekankan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tidak hanya menyiapkan sumber daya manusia yang terampil, tetapi juga mendorong lahirnya wirausahawan baru. Melalui pendekatan pembelajaran mendalam, guru berperan sebagai fasilitator yang aktif dalam proses belajar-mengajar secara partisipatif.
"Kalau Anda ingin memperbaiki peradaban suatu bangsa, maka perbaikilah pendidikan. Apabila Anda ingin memperbaiki pendidikan, maka perbaikilah yang ada di dalam kelas. Pembelajaran mendalam memperkuat soft skills itu bagaimana mereka bisa menjadi pembelajar sepanjang hayat dan kreatif," terang Mu’ti di hadapan 248 guru vokasi/kejuruan.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK, Tatang Muttaqin, menjelaskan program peningkatan kompetensi guru vokasi, baik melalui upskilling maupun reskilling, bertujuan menyelaraskan keahlian guru dengan kebutuhan industri.
"Pendidikan vokasi adalah tulang punggung dalam menyiapkan SDM yang siap kerja dan terampil. Jika guru semakin kuat kompetensinya, maka kualitas pembelajaran di kelas semakin meningkat dan hasilnya lulusan vokasi akan lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja," ucap Tatang.
Program ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga memperkuat aspek pedagogik, kepemimpinan, dan kewirausahaan guru. Dengan begitu, lulusan SMK diharapkan lebih cepat terserap oleh dunia kerja.
Adapun manfaat pelaksanaan program ini dirasakan seluruh peserta. Salah satunya adalah Muhammad Fawzi, guru SMKN 1 Karawang. Fawzi menuturkan bahwa guru SMK perlu untuk meningkatkan pengetahuan sesuai dengan perkembangan zamannya. Dengan adanya pelatihan ini, Fawzi bisa mengaplikasikan ilmu yang ia dapatkan pada proses pembelajaran di sekolahnya.
"Kalau di sekolah kan terbatas sehingga kita butuh pelatihan-pelatihan semacam ini untuk upgrade ilmu. Dengan ilmu terbaru ini kita juga bisa menyiapkan lulusan-lulusan SMK yang benar-benar terampil baik sesuai kompetensi yang diambil maupun soft skills," terang Fawzi.
Dalam kesempatan tersebut, Abdul Mu’ti juga meninjau sarana praktik yang digunakan untuk pelatihan upskilling dan reskilling. Kegiatan ditutup dengan peresmian fasilitas praktik pembangkit listrik tenaga surya sebagai bagian dari dukungan terhadap pembelajaran berbasis teknologi terbarukan.