Puluhan guru di Madrid, Spanyol, menyerukan pemerintah untuk melakukan embargo senjata terhadap Israel. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 3 September 2025 15:25
Brussels: Puluhan guru di Madrid melakukan aksi duduk di dalam sebuah pusat kebudayaan, dengan menuntut pemerintah Spanyol untuk memberlakukan embargo senjata terhadap Israel.
Surat kabar lokal El Diario, melaporkan pada 2 September 2025, aksi protes dimulai dengan pertemuan para guru yang kemudian berubah menjadi aksi duduk. Aksi protes tersebut diselenggarakan oleh kolektif Greater Palestine: Education against Genocide, di pusat Circulo de Bellas Artes, Spanyol.
"Kami tidak akan pindah dari sini," kata Carlos Diez, guru sekolah menengah berusia 63 tahun dan anggota inisiatif tersebut. Kelompok ini menyatukan 60 pendidik serta tokoh dari sektor budaya.
Kelompok ini menyerukan Kabinet Spanyol untuk mengesahkan dekret yang telah lama diumumkan, yaitu menghentikan penjualan senjata ke Israel. Inisiatif ini bertujuan memobilisasi komunitas pendidikan untuk mendukung Palestina dari serangan Israel di Gaza.
Gerakan ini berencana mendorong dewan pengajar di Spanyol untuk mengadopsi deklarasi dukungan embargo senjata dan pemutusan hubungan dengan Israel. Kelompok itu juga mengumumkan akan mengadakan aksi duduk di kota lain, serta pembacaan nama-nama lebih dari 18.500 anak yang tewas di Gaza.
Setidaknya, Israel telah membunuh lebih dari 63.000 warga Palestina sejak Oktober 2023. Wilayah tersebut telah hancur dan mengakibatkan bencana kelaparan.
November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Israel juga masih menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait agresinya di Gaza. (Kelvin Yurcel)
Baca juga: Ribuan Warga Australia Tuntut Sanksi dan Embargo Senjata terhadap Israel