Iran Masih Simpan Rudal Canggih untuk Serangan Jangka Panjang

Tel Aviv: Seorang pejabat intelijen Israel mengatakan bahwa Iran masih memiliki stok rudal dalam jumlah besar, termasuk jenis paling canggih, yang memungkinkannya untuk melanjutkan serangan balasan dalam waktu lama, meski telah kehilangan sejumlah tokoh militer penting akibat serangan udara Israel sejak 13 Juni 2025.

Keterangan tersebut disampaikan dalam laporan eksklusif NBC News, Kamis 19 Juni 2025, yang mengutip seorang mantan pejabat tinggi intelijen Israel.

“Iran memiliki tekad dan kemampuan untuk melanjutkan dan mempertahankan serangan,” ujar pejabat itu. Ia juga memperingatkan agar pihak Barat tidak terburu-buru mengasumsikan akan terjadinya keruntuhan rezim di Teheran.

Mengutip dari Anadolu, Jumat 20 Juni 2025, data terbaru menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan sistem pertahanan udara Israel menurun signifikan, hanya mampu mengintersepsi 65% dari proyektil Iran dalam 24 jam terakhir, dibandingkan dengan hampir 90% pada hari sebelumnya.

Penurunan ini diduga kuat akibat penggunaan rudal-rudal baru yang lebih cepat oleh Iran. Rudal tersebut, menurut pejabat itu, mengurangi waktu peringatan dini Israel dari 10–11 menit menjadi hanya enam hingga tujuh menit.

Tak hanya lebih cepat, rudal-rudal itu juga disebut dilengkapi sistem navigasi yang lebih presisi, memungkinkan penargetan yang lebih akurat terhadap sasaran militer Israel.

Ketegangan yang meningkat ini juga berdampak pada upaya diplomasi antara Iran dan Amerika Serikat yang difasilitasi Oman. Negosiasi yang sejatinya akan dilanjutkan pada Minggu lalu dibatalkan menyusul serangan Israel ke sejumlah fasilitas militer dan nuklir Iran.

Washington telah menuntut Teheran untuk menghentikan kegiatan pengayaan uranium yang dianggap sebagai jalur menuju senjata nuklir. Namun, Iran menegaskan bahwa program nuklirnya semata untuk tujuan damai.

Hingga Kamis, Iran telah meluncurkan ratusan rudal dan drone dalam balasan atas serangan udara Israel yang menewaskan ratusan warga, termasuk ilmuwan nuklir dan pejabat militer tinggi.

(Muhammad Reyhansyah)