Warga Palestina menunggu tahanan untuk dibebaskan Israel. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 26 February 2025 12:58
Kairo: Kelompok pejuang Palestina Hamas mengatakan bahwa delegasinya mengakhiri kunjungan ke ibu kota Mesir, Kairo. Mereka mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan penundaan pembebasan tahanan Palestina yang seharusnya dibebaskan Sabtu lalu sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata.
Dalam sebuah pernyataan, Hamas mengatakan delegasinya, yang dipimpin oleh pejabat senior Khalil al-Hayya, bertemu dengan pejabat Mesir untuk membahas pelaksanaan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan serta persiapan untuk tahap negosiasi berikutnya.
Kelompok tersebut menekankan perlunya kepatuhan penuh dan tepat terhadap semua ketentuan kesepakatan.
Hamas menambahkan bahwa solusi telah dicapai yang memastikan bahwa pembebasan tahanan Palestina akan terjadi bersamaan dengan penyerahan jenazah warga Israel, seperti yang sebelumnya disepakati dalam tahap pertama kesepakatan, bersama dengan tahanan wanita dan anak-anak Palestina lainnya.
Seorang pejabat Israel mengonfirmasi Selasa malam bahwa kesepakatan telah dicapai dengan Hamas untuk menyelesaikan penundaan pembebasan tahanan Palestina.
"Mediasi Mesir telah berhasil. Kesepakatan telah dicapai untuk menyelesaikan masalah penundaan pembebasan tahanan Palestina," kata pejabat yang tidak disebutkan namanya itu kepada Channel 13 Israel, seperti dikutip dari Anadolu, Rabu 26 Februari 2025.
"Jika tidak ada perubahan pada menit-menit terakhir, jenazah empat sandera Israel akan dikembalikan Rabu malam tanpa upacara resmi, dan tahanan Palestina akan dibebaskan secara bertahap dari penjara Israel," tambah pejabat itu.
Fase pertama kesepakatan gencatan senjata di Gaza dimulai pada 19 Januari, yang mencakup tiga tahap, yang masing-masing berlangsung selama 42 hari, dengan negosiasi untuk fase berikutnya diperlukan sebelum penyelesaian fase saat ini.
Sebagai bagian dari fase ini, yang melibatkan pembebasan 33 sandera Israel -,baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal,- faksi perlawanan Palestina telah membebaskan 25 tawanan yang masih hidup dan empat orang yang sudah meninggal dalam tujuh gelombang terpisah.
Israel telah menunda pembebasan sekitar 620 tahanan Palestina, meskipun Hamas memenuhi komitmennya berdasarkan perjanjian tersebut.
Pada Sabtu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, setelah berdiskusi dengan beberapa menteri, memutuskan untuk tidak membebaskan tahanan Palestina, yang bertentangan dengan rekomendasi pejabat keamanan Israel.
Kantor Netanyahu mengklaim keputusan itu merupakan respons terhadap pelanggaran Hamas, dengan mengutip upacara yang diadakan untuk enam tahanan yang dibebaskan Sabtu lalu. Hamas menolak tuduhan itu sebagai tidak berdasar, menyebutnya sebagai dalih untuk menghindari komitmen Israel berdasarkan kesepakatan tersebut.
Gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan telah diberlakukan di Gaza sejak bulan lalu, menghentikan perang Israel, yang telah menewaskan hampir 48.350 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan meninggalkan daerah kantong itu dalam reruntuhan.
November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional atas perangnya di daerah kantung itu.