Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Annisa Ayu Artanti • 12 January 2025 10:33
Januari: Gen Z disebut paling banyak menggunakan pinjaman online (pinjol) untuk membayar kebutuhan sehari-hari.
Hal tersebut terungkap dari surei yang dilakukan Jakpat untuk mengetahui perilaku dan kebiasaan pengguna fintech di Indonesia pada paruh kedua 2024 dengan melibatkan 2133 responden yang terdiri dari Generasi Z (36 persen), Milenial (42 persen), dan Generasi X (22 persen).
Seperti diketahui, penggunaan aplikasi teknologi keuangan (fintech) semakin meluas, terutama untuk kalangan muda yang cenderung paham teknologi (tech savvy).
Selain berfungsi sebagai alat pembayaran, platform fintech juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas keuangan.
Riset ini fokus pada jenis pembayaran digital yakni e-wallet, platform banking (mobile/internet dan digital), serta buy now pay later/BNPL atau biasa dikenal paylater. Bahasan lainnya adalah jenis-jenis fintech yaitu e-wallet, paylater, pinjaman online (pinjol), crowdfunding, dan peer 2 peer (P2P) lending.
Secara umum, hampir semua responden menggunakan aplikasi e-wallet (93 persen), disusul
paylater (31 persen) dan pinjol yang memberikan uang tunai (10 persen). Kemudian, 47 persen responden menggunakan platform banking dengan 88 persen dari mereka memakai platform
mobile/internet banking dan 42 persen menggunakan platform digital
banking.
Ilustrasi generasi Z. Foto: Freepik
Metode pembayaran digital Gen Z
Pada semester kedua 2024, sebanyak 94 persen responden melakukan pembayaran digital. Lebih detail, mayoritas responden menggunakan e-wallet (80 persen) sebagai metode pembayaran digital, disusul platform banking (47 persen), dan paylater (28 persen).
E-wallet menjadi fintech yang mendominasi sebagai alat pembayaran, baik secara langsung (offline) maupun online.
Lebih spesifik, sekitar 85 persen Gen Z membayar menggunakan e-wallet, baik pada belanja langsung (offline) atau daring (online). Lima dari 10 Gen Z menggunakan platform banking saat online shopping dan 26 persen menggunakan paylater.
Untuk kebutuhan hiburan, termasuk menonton konser/di bioskop dan berlangganan platform streaming, sebanyak 92 persen Gen Z menggunakan e-wallet. Sementara, 58 persen memakai platform banking dan 31 persen menggunakan paylater sebagai metode pembayaran.
“Gen Z adalah generasi yang kreatif, mereka akan selalu mencari cara untuk melakukan transaksi keuangan tanpa biaya admin, walaupun alur proses transaksinya bisa menjadi lebih panjang dan mengharuskan mereka bergonta-ganti platform digital. Cara ini juga akan dilakukan jika nantinya mereka menemui kenaikan biaya transaksi digital,” tutur Head of Research Jakpat, Aska Primardi dalam siaran pers, Minggu, 12 Januari 2025.
Penggunaan fintech pada Gen Z
Gen Z memiliki sejumlah pertimbangan dalam memilih platform fintech. Beberapa di antaranya adalah metode pembayaran yang mudah, aplikasi yang ramah pengguna/user-friendly, dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan/OJK.
Sebanyak 70 persen Gen Z pengguna e-wallet menyatakan mereka menggunakan platform fintech tersebut untuk transfer uang. Guna lainnya adalah sebagai alat pembayaran saat belanja online (63 persen) dan untuk menyimpan uang (60 persen).
“Mayoritas Gen Z adalah pengguna digital payment, dan sebaliknya persentase Gen Z pengguna cash lebih rendah dibandingkan Gen Y dan X. Fenomena ini didukung juga dengan fakta bahwa Gen Z menggunakan e-wallet untuk transaksi pembayaran sampai menabung. Platform fintech yang paling banyak digunakan tentunya adalah platform yang dinilai mampu memberikan benefit maksimal dengan seminimal mungkin biaya admin,” ujar Aska.
Sementara, kebutuhan yang dibayarkan menggunakan paylater dan pinjol pada Gen Z cenderung sama. Sebanyak 55 persen Gen Z pengguna paylater menggunakannya untuk kebutuhan mendesak, disusul kebutuhan sehari-hari (32 persen) dan membayar tagihan (26 persen).