Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan X Lembaga Administrasi Negara (LAN). Foto: dok Istimewa.
Husen Miftahudin • 3 October 2025 21:51
Jakarta: Permasalahan kualitas SDM masih dipengaruhi berbagai aspek, mulai dari pendidikan, kesehatan, penguasaan teknologi, hingga kondisi sosial. Di sektor pendidikan misalnya, masih ditemukan adanya keterbatasan kualitas dan kesejahteraan guru, minimnya infrastruktur, serta disparitas akses teknologi menjadi hambatan serius.
Menurut perwakilan peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan X Lembaga Administrasi Negara (LAN) Hadi Pranata, sangat dibutuhkan adanya kebijakan yang lebih komprehensif untuk menjawab tantangan rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
"Kondisi sosial juga tak kalah penting, ketimpangan kesempatan kerja antara pusat dan daerah juga memperburuk disparitas pembangunan manusia. Selain itu, lemahnya penguasaan teknologi di bidang informasi, komunikasi, transportasi, medis, pangan, energi, hingga pertanian, keempat aspek tersebut dinilai mempengaruhi kemampuan SDM untuk memenangkan persaingan global," jelas Hadi dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 3 Oktober 2025.
Dalam kajian lebih lanjut, peserta PKN II Angkatan X menelaah dan mengkritisi Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Permendikbud Ristek) Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah.
Dari telaah tersebut ditemukan sejumlah kelemahan, antara lain hanya berfokus pada pengaturan kurikulum, sehingga kebijakan ini dinilai belum komprehensif. Materi muatan juga belum mencakup isu disparitas, kondisi sosial, kesehatan, serta penguasaan teknologi.
Berdasarkan hasil analisis, peserta PKN II Angkatan X merekomendasikan agar pemerintah melakukan pergantian sari kebijakan tersebut, mengingat adanya perubahan kelembagaan dan nomenklatur yang membuat regulasi tersebut tidak lagi relevan.
Mereka merekomendasi kebijakan baru dengan memasukkan isu strategis terkait disparitas, kondisi sosial, kesehatan, dan penguasaan teknologi, sehingga mampu menjawab tantangan peningkatan kualitas SDM Indonesia yang berdaya saing global.
Baca juga: Komisi IX DPR Dorong Penguatan SDM dan Teknologi untuk Sukseskan Program Makan Bergizi |