Aktivis Greta Thunberg dikabarkan disiksa oleh tentara Israel. Foto: Anadolu
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menyasar aktivis iklim Greta Thunberg dengan komentar pedas, menyebutnya sebagai “pembuat onar” yang memiliki “masalah pengendalian emosi”.
Serangan verbal ini disampaikan Trump menyusul deportasi Thunberg dari Israel bersama ratusan aktivis pro-Palestina lainnya.
“Dia hanyalah seorang pembuat onar. Dia memiliki masalah pengendalian emosi. Saya pikir dia sebaiknya menemui dokter. Untuk seorang remaja, dia begitu marah dan gila,” ujar Trump, dikutip dari
India Today, Selasa, 7 Oktober 2025.
Ini bukan kali pertama Trump menyerang Thunberg, sebelumnya pada Juni 2025 ia juga menyebut aktivis Swedia itu sebagai “orang muda aneh” dengan “masalah kemarahan”. Kritik Trump kali ini terkait upaya Thunberg mencapai
Gaza dengan kapal Madleen yang dicegat pasukan Israel.
Dukungan massa untuk Thunberg
Usai dideportasi, Thunberg tiba di Athena pada Senin, 6 Oktober 2025 dan disambut ribuan pendukung. Aktivis berusia 22 tahun ini termasuk dari 479 aktivis yang ditangkap saat I
srael mencegat Global Sumud Flotilla, armada kemanusiaan yang berusaha menembus blokade laut Gaza. Sebanyak 341 aktivis telah dideportasi, termasuk 171 orang pada Senin.
Menurut laporan aktivis yang dideportasi ke Turki, Thunberg mengalami perlakuan buruk selama penahanan dan “dipaksa mengenakan bendera Israel”.
Kementerian Luar Negeri Yunani mengonfirmasi kedatangan 161 aktivis dari hampir 20 negara, termasuk Thunberg, yang langsung menyampaikan pidato berapi-api di bandara.
Mengecam kebijakan Israel
Tanpa gentar, Thunberg mengecam keras kebijakan Israel di Gaza. “Biarkan saya sangat jelas—ada genosida yang sedang terjadi,” tegasnya di hadapan massa. “Sistem internasional kita mengkhianati Palestina. Mereka bahkan tidak mampu mencegah kejahatan perang terburuk terjadi.”
Ia juga menjelaskan misi Global Sumud Flotilla sebagai upaya warga sipil mengambil alih tanggung jawab yang diabaikan pemerintah.
“Apa yang kami tuju dengan armada ini adalah untuk mengambil tindakan ketika pemerintah kami gagal memenuhi kewajiban hukum mereka,” tambah Thunberg.
Pernyataan ini sekaligus membantah kliam Israel yang menyebut laporan penyiksaan tahanan sebagai “kebohongan total”.
Deportasi massal ini memperuncing ketegangan internasional terkait konflik Gaza, sementara Trump dan Thunberg kembali menjadi sorotan dalam perdebatan isu Palestina-Israel. Respons keras Trump terhadap aktivis muda ini dinilai banyak pengamat sebagai upaya mengalihkan perhatian dari tekanan domestik terkait kebijakan luar negerinya.
(Muhammad Adyatma Damardjati)