Pembukaan Kembali Pemerintah Malah Bikin Dolar AS Melempem

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Pembukaan Kembali Pemerintah Malah Bikin Dolar AS Melempem

Eko Nordiansyah • 14 November 2025 08:35

New York: Dolar AS melemah pada Kamis, 13 November 2025 setelah Presiden Donald Trump menandatangani rancangan undang-undang untuk mengakhiri penutupan pemerintah terlama yang pernah ada. Sementara poundsterling kesulitan untuk bergerak maju setelah data pertumbuhan yang mengecewakan.

Dikutip dari Investing.com, Jumat, 14 November 2025, indeks dolar yang melacak greenback terhadap sekeranjang enam mata uang lainnya, diperdagangkan 0,2 persen lebih rendah menjadi 99,150, mendekati level terendah dalam sebulan.

Pemerintah AS kembali dibuka

Dolar safe haven melemah setelah Trump menandatangani RUU tersebut dalam sebuah upacara di Ruang Oval, Rabu malam, membuka akses pendanaan bagi pemerintah setelah RUU tersebut lolos pemungutan suara di Dewan Perwakilan Rakyat.

Pengesahan RUU tersebut terjadi hanya beberapa jam sebelum penutupan pemerintah memasuki hari ke-43 berturut-turut, dan sejauh ini merupakan penutupan pemerintah terlama dalam sejarah AS.

Penutupan pemerintah telah memicu gangguan yang meluas pada layanan federal, terutama pada staf lalu lintas udara dan keselamatan perjalanan, dan telah mencegah rilis data ekonomi penting yang akan membantu memberi informasi kepada Federal Reserve tentang kesehatan ekonomi AS menjelang pertemuan kebijakan bulan depan.

Pembukaan kembali pemerintahan sekarang akan menyebabkan banyak rilis data ekonomi yang tertunda karena penutupan pemerintah, termasuk laporan pekerjaan bulanan yang diawasi ketat.

“Gedung Putih mengatakan data penggajian dan IHK bulan Oktober kemungkinan tidak akan dirilis, yang berarti volatilitas akan membutuhkan waktu untuk pulih,” kata analis di ING, dalam sebuah catatan.
 



(Ilustrasi. Foto: Dok MI)

Poundsterling kesulitan untuk bergerak maju

Di Eropa, GBP/USD diperdagangkan relatif datar di 1,3133, kesulitan untuk mendapatkan keuntungan dari melemahnya dolar setelah rilis data pertumbuhan kuartalan Inggris yang mengecewakan.

Data yang dirilis Kamis pagi menunjukkan bahwa ekonomi Inggris hanya tumbuh 0,1 persen pada periode Juli hingga September, setelah tumbuh 0,3 persen antara April dan Juni.

Ekonomi Inggris justru mengalami kontraksi pada bulan September, dengan PDB bulanan turun 0,1 persen, lebih lemah daripada penurunan yang terlihat pada Agustus, sehingga menekan Bank of England untuk melanjutkan kebijakan pelonggaran suku bunganya.

“Hal ini semakin mempersulit tugas Menteri Keuangan Rachel Reeves menjelang Anggaran Inggris, beliau akan mencoba meyakinkan pasar dengan langkah-langkah fiskal yang bijaksana, sambil berusaha untuk tidak terlalu menghambat pertumbuhan atau memicu inflasi,” kata ING.

Gerak mata uang utama lain

EUR/USD menguat 0,2 persen menjadi 1,1612, menjelang rilis data produksi industri zona euro pada September. Hal ini diperkirakan akan menunjukkan rebound ke pertumbuhan sebesar 0,7 persen di bulan tersebut, setelah penurunan tajam sebesar 1,2 persen di bulan sebelumnya.

“EUR/USD telah mencoba menembus di atas 1,160, dan meskipun kami optimistis terhadap pasangan ini hingga akhir tahun, kami mengakui pergerakan naik yang signifikan mungkin agak prematur,” kata ING.

“Beberapa data AS yang lemah diperlukan sebelum 1,170 menjadi target jangka pendek yang realistis untuk EUR/USD. Untuk saat ini, kami memperkirakan perdagangan akan lebih cenderung berada dalam rentang yang lebih luas,” lanjut mereka.

Di Asia, USD/JPY diperdagangkan relatif datar di 154,77, setelah sempat menembus di atas level 155 untuk pertama kalinya dalam hampir 10 bulan. Mata uang Jepang ini juga mencapai level terlemahnya terhadap euro, di tengah prospek yang semakin bearish untuk mata uang tersebut.

Level 155 telah menarik intervensi pemerintah Jepang di pasar valuta asing di masa lalu, dan para pedagang kini menunggu apakah pemerintahan Perdana Menteri Sanae Takaichi akan melakukannya.

USD/CNY diperdagangkan 0,2 persen lebih rendah ke level 7,0966 setelah penetapan titik tengah yang kuat dari Bank Rakyat Tiongkok. Sementara AUD/USD menguat 0,6 persen ke level 0,6577, setelah data ketenagakerjaan yang lebih kuat dari perkiraan meredam ekspektasi penurunan suku bunga lebih lanjut oleh Bank Sentral Tiongkok.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)