Ilustrasi. Foto: Medcom
Jepara: Seorang bayi perempuan berusia 2 bulan 27 hari di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, meninggal diduga usai mendapat suntikan imunisasi Difteri, Pertusis, dan Tetanus (DPT).
Bayi perempuan itu merupakan buah hati pertama dari pasangan Maulidifa Muhammad Kenangkan, 26, dan Reza Meutia Agustina,20 yang berdomisili di Desa Wanusobo, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara.
Ayah bayi perempuan, Difa, menerangkan bayi yang lahir pada 12 April 2025 itu melakukan imunisasi DPT pada 12 Juni 2025 di posyandu desa setempat.
"Imunisasi disuntikan di paha kaki sebelah kiri bayi. Kami diedukasi jika setelah imunisasi ada efek panas 2-3 hari dianjurkan minum obat pereda panas. Jika bengkak dikompres saja," kata Difa di Jepara, Rabu, 9 Juli 2025.
Namun pada 13 Juni 2025, lanjut Difa, sang bayi mengalami panas namun tidak mau meminum obat. Karena dirasa menjadi efek imunisasi, dirinya menunggu hingga 3 hari sampai demam menurun dan bengkak kempes.
"Namun hari ke-14 malam setelah imunisasi, anak saat tengah malam melek lihat atas dan tidak mau bersuara dan tangan dingin. Kemudian saat diperiksa ke dokter dan tes laboratorium, terdapat infeksi dan dehidrasi berat," terang Difa.
Kemudian bayi tersebut dirujuk ke rumah sakit untuk mendapat perawatan intensif. Namun kondisi semakin memburuk dan alami kejang-kejang. Selanjutnya pada 29 Juni 2025, bayi tersebut meninggal dunia.
Kendati sudah kehilangan buat hati, pasangan Difa dan Meutia tidak akan menuntut pihak manapun. Namun keduanya ingin ada kejelasan lengkap terkait prosedur imunisasi yang dilakukan bidan desa.
"Kami sangat terpukul atas kepergian anak pertama kami. Kami pun mempertanyakan bagaimana prosedur selama imunisasi karena pas imunisasi bayi tidak dicek suhu," ungkap dia.
Ia pun berharap agar ke depannya tak ada lagi bayi yang harus meregang nyawa usai pelaksanaan imunisasi. Selain itu, ia berharap agar ada pendampingan penuh terhadap bayi usai mendapat imunisasi.