Misi Palestina di PBB Kutuk Pembunuhan Staf Al Jazeera

Jurnalis Al Jazeera, Anas al-Sharif tewas dibunuh Israel. Foto: Al-Jazeera

Misi Palestina di PBB Kutuk Pembunuhan Staf Al Jazeera

Fajar Nugraha • 11 August 2025 12:12

New York: Misi Palestina untuk PBB menyatakan bahwa Israel telah "dengan sengaja membunuh" jurnalis Al Jazeera, Anas al-Sharif dan Mohammed Qreiqeh, dengan mengebom tenda mereka di Kota Gaza.

Al-Sharif dan Qreiqeh termasuk di antara "jurnalis terakhir yang tersisa" di Gaza, dan mereka telah "secara sistematis dan patuh mengungkap serta mendokumentasikan genosida dan kelaparan Israel", demikian pernyataan misi tersebut dalam sebuah unggahan di X.

"Selagi Israel terus melakukan pembersihan etnis di Gaza, musuhnya tetap menjadi kebenaran: para jurnalis pemberani yang mengungkap kejahatan kejinya," tambah misi tersebut.

Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, telah mengeluarkan pernyataan terkait pembunuhan jurnalis Al Jazeera di Kota Gaza.

"Kami menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Al Jazeera," kata Dujarric.

“Kami sedang menyelidiki apa yang terjadi di Gaza hari ini. Kami selalu sangat tegas dalam mengutuk semua pembunuhan jurnalis. Di Gaza, dan di mana pun, pekerja media seharusnya dapat menjalankan pekerjaan mereka dengan bebas dan tanpa pelecehan, intimidasi, atau rasa takut menjadi sasaran,” tegas Dujarric.

"Sangat penting bagi jurnalis untuk diizinkan mengakses seluruh wilayah Gaza secara bebas dan melaporkan situasi di sana secara independen," tambahnya.

Al Jazeera Media Network mengutuk sekeras-kerasnya pembunuhan yang ditargetkan terhadap korespondennya, Anas Al Sharif dan Mohammed Qraiqea, beserta fotografer Ibrahim Al Thaher dan Mohamed Nofal, oleh pasukan pendudukan Israel dalam serangan terencana dan terang-terangan lainnya terhadap kebebasan pers.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh pasukan pendudukan Israel, yang mengakui kejahatan mereka, para jurnalis menjadi sasaran serangan langsung ke tenda tempat mereka bertugas di seberang Kompleks Medis Al-Shifa di Gaza. Di sana mereka gugur sebagai martir. Serangan ini terjadi di tengah konsekuensi bencana dari serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza, yang telah mengakibatkan pembantaian tanpa henti terhadap warga sipil, kelaparan paksa, dan penghancuran seluruh komunitas.

Perintah untuk membunuh Anas Al Sharif, salah satu jurnalis paling berani di Gaza, dan rekan-rekannya, merupakan upaya putus asa untuk membungkam suara-suara yang mengungkap rencana perebutan dan pendudukan Gaza.

Sebagaimana Al Jazeera Media Jaringan mengucapkan selamat tinggal kepada satu lagi kelompok jurnalis terbaiknya, yang dengan berani dan bernyali mendokumentasikan penderitaan Gaza dan rakyatnya. Sejak awal perang, Al Jazeera menganggap pasukan pendudukan Israel dan pemerintah bertanggung jawab atas sengaja menargetkan dan membunuh para jurnalisnya. Hal ini menyusul hasutan dan seruan berulang kali dari berbagai pejabat dan juru bicara Israel untuk menargetkan jurnalis yang tak kenal takut, Anas Al Sharif dan rekan-rekannya.

Anas dan rekan-rekannya adalah salah satu suara terakhir yang tersisa dari Gaza, memberikan liputan langsung tanpa filter kepada dunia tentang realitas mengerikan yang dialami rakyatnya. Sementara media internasional dilarang masuk, para jurnalis Al Jazeera tetap berada di Gaza yang terkepung, merasakan kelaparan dan penderitaan yang mereka dokumentasikan melalui lensa mereka.

Melalui liputan langsung yang berkelanjutan dan berani, mereka telah menyampaikan kisah-kisah saksi mata yang memilukan tentang kengerian yang dilepaskan selama 22 bulan pengeboman dan penghancuran tanpa henti.

Meskipun kehilangan beberapa jurnalis akibat serangan yang disengaja dan bekerja di bawah ancaman terus-menerus, Anas Al Sharif, Mohammed Qraiqea, dan rekan-rekan mereka tetap bertahan di jalur Gaza untuk memastikan Dunia menyaksikan kebenaran memilukan yang dialami penduduk Gaza.

Sembari mengecam keras kejahatan keji ini dan upaya berkelanjutan otoritas Israel untuk membungkam kebenaran, Al Jazeera Media Network menyerukan kepada komunitas internasional dan semua organisasi terkait untuk mengambil langkah tegas guna menghentikan genosida yang sedang berlangsung ini dan mengakhiri penargetan jurnalis secara sengaja. Al Jazeera menekankan bahwa kekebalan bagi para pelaku dan kurangnya akuntabilitas justru memperkuat tindakan Israel dan mendorong penindasan lebih lanjut terhadap para saksi kebenaran.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)