Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA mengisi tausiyah di Masjid Al-Khairiyah Menara Syariah PIK 2, Jakarta (Foto:Dok.MetroTV)
Rosa Anggreati • 18 March 2025 22:39
Jakarta: Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA mengisi tausiyah di hadapan jamaah Al-Barokah Kapuk dan Al-Hijrah. Acara yang merupakan bagian dari program Khazanah Islam di Metro TV itu diselenggarakan di Masjid Al-Khairiyah Menara Syariah PIK 2, Jakarta.
Pada episode kali ini Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar mengulas tema Menafsir Kalam Ilahi.
"Saya sedang menulis tafsir, tapi tafsir ini agak unik karena tafsir teosofi. Saya mencoba membuat tafsir yang mengakomodir dua dimensi yang sangat penting, yaitu dimensi lahir, pikiran, nalar, itu tidak bisa diingkari filsafat cara-cara analisis filosofis di dalam mengkaji Alquran, tapi juga kita combine dengan pendekatan-pendekatan batin, spiritual. Jadi yang lebih kepada kontemplasi batin. Jadi kombinasi antara tasawuf dengan filsafat. Itulah yang kita sebut dengan tafsir teofosi," kata Prof. Nasaruddin.
Dalam tafsir tersebut, menurut Prof. Nasaruddin, terdapat ciri banyak catatan kaki (footnote) berisi kutipan dari pendapat ulama lainnya.
"Ciri tafsir ini salah satunya adalah footnote. Jadi, seperti membuat disertasi. Kutipan-kutipan yang saya kutip dari berbagai macam kitab tafsir, saya akan jujur kalau tafsir itu bukan pendapat saya tapi pendapat ulama yang lain. Bagi saya, kalau kita mengutip pendapat orang tapi kita tulis seolah-olah pendapat kita, itu tidak jujur secara ilmiah. Di dalam buku tafsir ini juga ada pendapat saya, guru saya," ucapnya.
Baca juga: Khazanah Islam oleh Prof Nasaruddin Umar: Memahami Kalamullah |