Khazanah Islam oleh Prof Nasaruddin Umar: Memahami Kalamullah

Menteri Agama yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, mengisi kajian di Masjid Al-Khairiyah Menara Syariah PIK 2, Jakarta (Foto:Dok.MetroTV)

Khazanah Islam oleh Prof Nasaruddin Umar: Memahami Kalamullah

Rosa Anggreati • 18 March 2025 22:58

Jakarta: Menteri Agama yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, mengisi kajian di Masjid Al-Khairiyah Menara Syariah PIK 2, Jakarta. Kajian yang ditayangkan melalui program Khazanah Islam di Metro TV ini menghadirkan tema Memahami Kalamullah.

Beriman kepada Kitabullah merupakan salah satu rukun iman bagi umat Islam. Memahami kitab-kitab Allah adalah bagian penting dari keimanan seorang muslim sebagai petunjuk menjalani kehidupan.

“Penjelasan Alquran dalam konteks agama Islam ini berkaitan dengan kajian tafsir yang saya buat, yaitu tafsir teosofi. Tafsir teosofi adalah metode untuk memahami Alquran. Sebelum lebih jauh menafsirkan Alquran, maka terlebih dahulu kita harus paham apa itu Alquran,” kata Prof. Nasaruddin.

Alquran itu dari akar kata "qarah" dalam bahasa Arab yang berarti menghimpun, mengumpulkan. Bisa juga berarti membaca. Jadi maksud dari kata "qarah" itu adalah quranun, segala sesuatu yang merupakan himpunan. 

“Quran menghimpun huruf-huruf hijaiyah menjadi sebuah ayat, himpunan beberapa ayat itu menjadi surah. Himpunan 114 surah jadilah Quran. Jadi Quran itu dari segi bahasa artinya himpunan,” ucapnya.
 

Baca juga: Khazanah Islam oleh Prof Nasaruddin Umar: Menafsir Kalam Illahi 

Itu pengertian Quran dari segi bahasa. Pada kesempatan ini Prof. Nasaruddin membahas Alquran sebagai kitab suci, yang dibagi menjadi dua yaitu Quran Tadwini dan Quran Takwini.

Quran Tadwini adalah kitab suci yang diturunkan Allah melalui malaikat Jibril, kemudian diturunkan kepada nabi tertentu menjadi wahyu dari Allah yang tersimpan di lauhul mahfudz. Wahyu itu turun kepada Nabi Musa, namanya kitab Taurat menggunakan bahasa Hebu karena bahasanya Nabi Musa. 

Wahyu berikutnya turun kepada Nabi Isa, kitab sucinya umat Nasrani itu adalah kitab Injil menggunakan bahasa Suryani. Terakhir kitab suci Alquran yang turun melalui Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Karena Nabi Muhammad menggunakan bahasa Arab, maka Quran juga menggunakan bahasa Arab yang kita kenal sampai sekarang ini Quran Tadwini, Quran yang diturunkan melalui perantara Jibril.

“Kemudian Quran Takwini ialah Quran yang dalam bentuk alam. Semesta ini kan Quran juga, ayat-ayat juga. Kami turunkan ayat-ayat kami ini dalam bentuk alam semesta. Jadi apapun yang kita lihat dalam alam semesta ini juga adalah ayat-ayat. Itu artinya tanda-tanda keberadaan Allah sebagai sang penciptanya,” katanya.

Quran Tadwini ini memiliki hukum Tadwin. Quran Takwin juga punya hukum yang disebut dengan hukum Takwini. Perbedaan kedua hukum ini, Quran Tadwini ini melahirkan hukum syariah.

“Sementara Quran makro kosmos ini, alam semesta ini, melahirkan hukum alam yang biasa disebut dengan hukum Takwini. Jadi sama-sama hukum ini semua berasal dari Allah SWT,” ujarnya.

Selengkapnya mengenai program Khazanah Islam bisa Anda saksikan melalui tautan ini.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Rosa Anggreati)