Prajurit Iran bersiap meluncurkan rudal. (EPA)
Willy Haryono • 14 April 2024 17:21
Teheran: Pemerintah Iran menegaskan bahwa serangan drone dan rudalnya ke wilayah Israel pada Minggu dini hari telah selesai dilakukan sebagai balasan atas gempuran Israel yang menghancurkan gedung konsulat di Damaskus, Iran, pada awal April.
Iran menganggap isu tersebut sekarang sudah impas, dan memperingatkan Israel untuk tidak membalas lagi.
"Masalah ini dapat dianggap sudah selesai," kata misi Iran untuk PBB dalam sebuah tulisan di media sosial X, beberapa jam setelah dimulainya Operasi Janji Sejati Iran ke wilayah Israel.
"Namun jika rezim Israel melakukan kesalahan lagi, tanggapan Iran akan jauh lebih parah," lanjutnya, memperingatkan Tel Aviv untuk tidak membalas serangan terbaru secara militer.
Melansir dari Digital Journal, sejauh ini tidak ada pemimpin Iran yang bersuara terkait serangan ke wilayah Israel, yang menandai pertama kalinya Teheran melancarkan serangan militer langsung ke musuh bebuyutannya itu.
Pada Sabtu malam, Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengumumkan bahwa mereka telah meluncurkan "puluhan drone dan rudal" ke kompleks militer di wilayah Israel.
"Aksi militer Iran merupakan respons atas agresi rezim Zionis terhadap lokasi diplomatik kami di Damaskus," sebut misi Iran untuk PBB.
Serangan balasan ini, menurut misi tersebut, "dilakukan berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB mengenai pertahanan yang sah."
Militer Israel mengeklaim telah menembakkan jatuh 99 persen dari total drone dan rudal yang diluncurkan Iran dengan bantuan Amerika Serikat (AS) dan sekutu lainnya. Israel mengatakan serangan Iran ini telah "digagalkan."
Para ahli berpendapat bahwa serangan drone Iran yang bergerak lambat telah dikalibrasi untuk unjuk kekuatan dan juga membuka 'ruang negosiasi.'
"Tampaknya Iran mendesain serangannya terhadap Israel untuk menunjukkan bahwa mereka dapat menyerang dengan menggunakan kemampuan berbeda untuk mempersulit kemampuan (tentara Israel) dalam menetralisir serangan. Di waktu bersamaan, serangan itu juga didesain untuk memberikan jalan keluar demi menghentikan eskalasi," kata Nishank Motwani, analis senior dari Institut Kebijakan Strategis Australia di Washington.
Baca juga: Kepada Netanyahu, Biden Tegaskan AS Tak Akan Ikut Serang Balik Iran