Papan petunjuk pondok pesantren. (MGN/Gusri El Faishal)
Padang: Manajemen Pondok Pesantren (Ponpes) Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Canduang di Kabupaten Agam, Sumatra Barat, memberikan perkembangan penting mengenai penanganan kasus dugaan pencabulan yang dilakukan oleh dua oknum guru terhadap santrinya. Kasus ini dibahas dalam jumpa pers yang diadakan di aula ponpes tersebut.
Syukri Iska, Ketua Yayasan Syekh Sulaiman Arrasuli, memaparkan bahwa penanganan kasus dilakukan secara menyeluruh, meliputi aspek hukum, dukungan psikologis dan sosial bagi korban, serta perbaikan pengelolaan asrama.
"Proses ini sedang berjalan dan akan terus kami kawal hingga tuntas," tegas Syukri, Rabu, 7 Agustus 2024.
Syukri menjelaskan bahwa Ponpes MTI Canduang memberikan dukungan penuh kepada Polres Bukittinggi dalam penyelidikan dan penyidikan kasus ini.
"Kami memberikan informasi yang diperlukan, termasuk melaporkan perkembangan baru yang ditemukan oleh tim hukum dan investigasi kami," ungkapnya.
Manajemen ponpes berkomitmen untuk membersihkan MTI Canduang dari perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan ajaran agama, adat, dan hukum negara. Termasuk juga menyediakan layanan pendampingan psikologis bagi santri dan orang tua yang menjadi korban.
"Tim psikolog telah melakukan asesmen untuk menentukan tingkat dampak pada korban, dan mereka akan menerima pendampingan hingga proses rehabilitasi mental sampai selesai," jelas Syukri.
Dalam upaya memperbaiki pengelolaan asrama, Manajemen Ponpes MTI Canduang telah menonaktifkan semua pembina eksisting untuk kepentingan investigasi internal.
"Kami telah menunjuk pembina sementara dan membuka akses CCTV kepada orang tua santri untuk memantau anak mereka," kata Syukri.
Evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan pembinaan dan keamanan bagi santri asrama juga sedang dilakukan. Manajemen Ponpes MTI Canduang telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Sosial, Dinas P3AP2KB Sumbar, KPAI, dan tokoh masyarakat Nagari Canduang Koto Laweh.
"Kami meminta dukungan dari semua pihak untuk penyelesaian kasus ini dan memastikan perlindungan yang lebih baik bagi santri di masa depan," ujar Syukri.
Ke depan, Manajemen Ponpes MTI Canduang berkomitmen untuk terus memberikan layanan konseling dan dukungan psikologis kepada korban serta melakukan evaluasi dan revisi kebijakan perlindungan anak.
"Kami akan menyediakan pelatihan tambahan bagi staf tentang isu-isu keselamatan dan pencegahan kekerasan seksual," jelas Syukri.
Manajemen ponpes juga akanmelaksanakan kampanye kesadaran di kalangan santri tentang pentingnya melaporkan perilaku yang tidak pantas. Syukri menegaskan bahwa manajemen akan memberikan pembaruan berkala tentang perkembangan investigasi dan tindakan lanjutan kepada seluruh komunitas madrasah.
"Kami memastikan bahwa informasi yang diberikan akurat dan transparan. Kami berharap masyarakat memahami cara kerja manajerial dalam yayasan untuk menghindari kesalahpahaman," ungkapnya.
Syukri menambahkan, dengan langkah-langkah yang telah diambil, Ponpes MTI Canduang bertekad menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi seluruh santri, sekaligus menegakkan keadilan bagi korban dan menghukum pelaku sesuai dengan hukum yang berlaku.