Akan Dilantik Gantikan Sheikh Hasina, Muhammad Yunus Kembali ke Bangladesh

Peraih Nobel Perdamaian 2006, Muhammad Yunus akan dilantik menjadi pemimpin Bangladesh. (EFE-EPA)

Akan Dilantik Gantikan Sheikh Hasina, Muhammad Yunus Kembali ke Bangladesh

Marcheilla Ariesta • 8 August 2024 07:30

Dhaka: Peraih Nobel Bangladesh Muhammad Yunus akan kembali ke Dhaka pada ini, Kamis, 8 Agustus 2024. Ia akan dilantik sebagai pemimpin sementara negaranya, setelah mantan Perdana Menteri Sheikh Hasina mengundurkan diri dan melarikan diri ke India pada Senin.

Hasina kabur menyusul protes yang meluas terhadap pemerintahannya. Para perusuh membakar kantor polisi dan menyerang rumah serta kuil umat Hindu minoritas dalam protes tersebut.

“Seluruh bangunan telah runtuh,” kata Jyoti Rahman, ekonom yang tinggal di Australia yang menulis tentang politik dan ekonomi Bangladesh, mengacu pada pemerintahan Hasina. 

Pengangkatan Yunus yang tergesa-gesa oleh militer Bangladesh merupakan tuntutan para mahasiswa yang memimpin protes yang memicu pengunduran diri mantan perdana menteri tersebut.

“Pemerintah mana pun selain yang kami rekomendasikan tidak akan diterima," ucap salah satu pemimpin mahasiswa, Nahid Islam, yang menulis di Facebook, dilansir dari NPR.

Thomas Kean dari International Crisis Group mengatakan, tuntutan pedemo di Bangladesh sangat jelas. 

“Mereka tidak akan menerima tentara atau pemerintahan yang didukung tentara,” kta dia.

Kepala militer Bangladesh, Jenderal Waker-Uz-Zaman, mengumumkan bahwa mantan perdana menteri tersebut telah mengundurkan diri pada hari Senin. “Pengunduran diri tersebut memicu pergeseran besar dalam politik di Bangladesh," kata Kean. 

Hasina, perdana menteri wanita dengan masa jabatan terlama di dunia, telah memerintah Bangladesh selama empat periode berturut-turut yang berlangsung selama lebih dari 15 tahun. Pemilu terakhir diadakan pada Januari, yang dimenangkannya setelah oposisi memboikot pemilu. 

Banyak warga Bangladesh yang bangga dengan cara Hasina mengubah negara, membangun jalan raya dan rel kereta api, serta mengembangkan industri ekspor garmen yang besar. Namun, partainya tidak dapat mengatasi pengangguran kaum muda yang tinggi. 

Itulah sebagian alasan mengapa kejatuhannya dimulai dengan protes mahasiswa terhadap kuota pekerjaan pemerintah yang dialokasikan untuk keturunan veteran perang tahun 1971 untuk kemerdekaan Bangladesh dari Pakistan. 

Banyak mahasiswa percaya bahwa partai yang berkuasa memberikan pekerjaan tersebut kepada para kroni. Para mahasiswa yang memprotes kuota pekerjaan diserang oleh para loyalis partai Hasina. 

Pasukan paramiliter dan polisi ikut serta dalam pertikaian tersebut, yang memicu bentrokan hebat yang menewaskan lebih dari 300 orang. 

Dan Hasina, 76 tahun, semakin dianggap korup, tidak toleran terhadap kritik, dan memusuhi para pesaingnya.

Itu termasuk Yunus, yang mungkin adalah warga negara Bangladesh yang paling terkemuka. 

Yunus menyerukan agar semua pihak tenang

Pria yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2006 atas kerja rintisannya dalam pemberian pinjaman mikro kepada masyarakat miskin ini, ldidakwa di Bangladesh oleh pengadilan khusus dalam kasus penggelapan lebih dari US2 juta pada Juli lalu. 

Yunus membantah tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa kasus tersebut dimotivasi secara politis oleh mantan perdana menteri, yang melihatnya sebagai pesaing potensial. 

Ia dibebaskan dengan jaminan dan telah melakukan perjalanan ke Paris untuk Olimpiade. Dari sana, ia menyerukan kepada warga Bangladesh untuk “memanfaatkan kemenangan baru sebaik-baiknya.”

"Saya sungguh-sungguh mengimbau semua orang untuk tetap tenang. Mohon jangan melakukan segala bentuk kekerasan," katanya dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu melalui lembaga nirlaba miliknya, Yunus Center. 

“Ini adalah negara kita yang indah dengan banyak kemungkinan yang menarik. Kita harus melindungi dan menjadikannya negara yang indah bagi kita dan bagi generasi mendatang,” tegasnya.

Menurut Kean, kepemimpinan sementara Yunus dapat membawa lebih banyak stabilitas.

"Ia adalah sosok yang nonpartisan. Itulah yang dibutuhkan Bangladesh saat ini, untuk mendorong proses ini,” sambungnya.

Di Dhaka, banyak penduduk tampak senang dengan pilihan tersebut. "Di Bangladesh, jika Anda harus mendefinisikan orang yang baik, seseorang yang dapat kita percayai dan terus maju, seseorang yang dapat kita sebut dapat diandalkan — nama pertama yang akan muncul adalah Dr. Muhammad Yunus," kata Fakruddin Abu Saeed, seorang konsultan lembaga nirlaba berusia 27 tahun. 

“Kami berharap Dr. Muhammad Yunus akan membantu Bangladesh terus maju dari tantangan yang dihadapinya,” sambung Saeed.

Protes terus berlanjut setelah kepergian Sheikh Hasina

Kepala militer mengumumkan kepergiannya dalam konferensi pers dan mengumumkan pemerintahan sementara akan dibentuk. Bahkan saat ia berbicara, massa menyerbu kediaman perdana menteri, beberapa menjarah barang-barang seperti ikan dan pakaian Hasina.

Dalam beberapa jam berikutnya, para perusuh juga menyerang kantor polisi, menjarah dan membakarnya. "Polisi adalah wajah rezim," kata Rahman, ekonom tersebut. Para perusuh juga membakar puluhan rumah umat Hindu, termasuk rumah seorang musisi terkemuka. 

Lebih dari selusin kuil dibakar. Tidak jelas apa yang memotivasi serangan ini.

Para pengunjuk rasa juga merusak dan merobohkan patung pendiri Bangladesh, Sheikh Mujibur Rahman, yang merupakan ayah Sheikh Hasina sendiri. 

Para perusuh membakar sebuah museum yang menghormati kenangannya. Terjadi beberapa kali pembobolan penjara.

Pada hari Selasa, suasana tenang yang menegangkan mulai mereda.

Pejabat militer dan sipil terkemuka yang dianggap loyal terhadap partai Hasina mengundurkan diri atau dipecat. Seorang mayor jenderal ditahan di dalam pesawat saat mencoba melarikan diri. 

Human Rights Watch melaporkan bahwa kelompok advokasi untuk keluarga korban penghilangan paksa berdemonstrasi di luar badan intelijen militer Bangladesh, yang berujung pada pembebasan sedikitnya dua orang yang telah ditahan selama delapan tahun. 

Saingan berat Hasina, Khaleda Zia, yang memimpin partai oposisi Partai Nasionalis Bangladesh, dibebaskan setelah bertahun-tahun menjalani tahanan rumah. 

Mahasiswa dan penduduk setempat menjaga kantor polisi dan kuil Hindu untuk mencegah serangan lebih lanjut. Mereka juga mengatur lalu lintas. 

Presiden, Mohammed Shahabuddin, memerintahkan pembubaran parlemen, yang membuka jalan bagi pemerintahan sementara tersebut.

Baca juga: Muhammad Yunus Ajak Warga Bangladesh Bersiap Membangun Negeri

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Marcheilla A)