Bursa Saham Hong Kong. Foto: Unsplash.
Hong Kong: Mantan Ketua Morgan Stanley Asia Stephen Roach menjelaskan Tiongkok harus memperbaiki perekonomiannya dan membiarkan Hong Kong berjalan sendiri.
“Hal terpenting yang dapat dilakukan Beijing adalah, pertama, memperbaiki sistemnya sendiri,” kata Roach, dosen senior di Universitas Yale dikutip dari Business Times, Rabu, 21 Februari 2024.
“Beijing juga perlu lebih agresif dan transparan dengan menggarisbawahi komitmennya terhadap model ‘satu negara, dua sistem’,” tambah dia.
Roach berargumen dalam kolomnya di
Financial Times minggu lalu pasar saham Hong Kong yang terpuruk melambangkan akhir dari kesuksesan ekonomi negara tersebut selama dua dekade terakhir.
Ekonom tersebut mengutip beberapa faktor, termasuk semakin ketatnya cengkeraman Beijing atas bekas jajahan Inggris dan meningkatnya ketegangan AS-Tiongkok, yang menunjukkan bahwa negara tersebut akan mengalami penurunan yang cepat.
“Sungguh menyakitkan bagi saya untuk mengakuinya, namun Hong Kong kini sudah berakhir. Sebuah kota yang pernah saya sebut sebagai rumah dan saya hargai sebagai benteng dinamisme, memiliki pasar saham dengan kinerja terburuk di dunia selama seperempat abad terakhir.” jelas dia.
Ekonomi Hong Kong masih kuat
Penilaian Roach memicu bantahan dari tokoh-tokoh terkemuka di Hong Kong. Ketua Hong Kong Exchanges & Clearing Laura Ch mengatakan dia sepenuhnya tidak setuju dengan pandangan pesimis dan menyalahkan faktor eksternal atas penurunan pasar.
“Dari waktu ke waktu ada orang yang memperkirakan Hong Kong akan berakhir,” kata Cha kepada wartawan pekan lalu di sebuah upacara di bursa.
“Kami selalu membuktikan bahwa mereka salah.” jelas dia.
Ketua Dewan Eksekutif Penasehat Pemerintah Daerah, Tiongkok Regina Ip berpendapatkenaikan suku bunga The Fed dan kebijakan AS lainnya adalah penyebab utama kesengsaraan di ekuitas Hong Kong.
Hong Kong Kehilangan dana masuk
Hong Kong sempat kehilangan posisinya dari India sebagai pasar saham terbesar keempat di dunia pada awal tahun ini karena modal global mengalir keluar dari Tiongkok.
Pembatasan ketat terhadap Covid-19 yang dilakukan Beijing, tindakan keras yang terus-menerus terhadap sektor swasta, krisis properti, dan ketegangan geopolitik dengan negara-negara Barat semuanya telah mengikis prospek pertumbuhan negara tersebut.
Pemerintahan pemimpin Tiongkok Xi Jinping berupaya memperkuat hubungan ekonomi antara Hong Kong dan kota-kota di daratan melalui apa yang disebut proyek Greater Bay Area. Harapannya adalah perusahaan ini dapat menyaingi klaster seperti Tokyo dan Silicon Valley.