Ilustrasi. Foto: Dokumen Kementerian Keuangan
Annisa Ayu Artanti • 21 February 2024 11:41
Jakarta: Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh 5,06 persen tahun ini. Pertumbuhan itu diyakini dapat tercapai ditengah gejolak ekonomi global yang tengah terjadi.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan ekonomi Indonesia selama 2023 masih sangat resilien di tengah berbagai gejolak global yang terjadi. Ekonomi global saat itu terkendala inflasi dan suku bunga tinggi di tengah meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah.
Kendati demikian, perekonomian Indonesia masih mampu tumbuh di atas 5 persen didukung stabilnya permintaan domestik, meski harus berjuang di tengah risiko global.
"Ini mencerminkan tertahannya konsumsi masyarakat, terutama pada kelas menengah ke bawah. Menurut Mandiri Spending Index (MSI), tabungan masyarakat berpendapatan rendah terus menurun sehingga mengurangi aktivitas konsumsi," ujar Andry dalam siaran pers, Rabu, 21 Februari 2024.
Oleh karena itu, menurutnya, pemerintah berperan dalam memastikan daya beli konsumen tetap terjaga, misalnya melalui percepatan pengeluaran untuk stimulus ekonomi atau insentif pajak.
“Secara keseluruhan, dengan fundamental perekonomian domestik yang kuat, kami perkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,06 persen di tahun ini,” imbuh dia.
Investasi dorong target pertumbuhan ekonomi
Untuk menggenjot perekonomian, investasi pun harus ditingkatkan. Bank Mandiri kembali menggelar Mandiri Investment Forum (MIF) 2024. Melalui forum tahunan ini diharapkan mendorong keran investasi di Indonesia dengan melibatkan ragam investor dan pembicara terkemuka dari dalam dan luar negeri.
"MIF kali ini membahas sumber-sumber pertumbuhan yang penting bagi Indonesia salah satunya sektor manufaktur dan pertanian,” kata Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Eka Fitria.
Bukan tanpa sebab, berdasarkan hasil riset Tim Ekonom Bank Mandiri sektor manufaktur memiliki kontribusi yang terbesar terhadap PDB, namun kontribusinya cenderung menurun dari kisaran 20 persen sebelum pandemi menjadi 18 persen.
Revitalisasi sektor manufaktur sangat penting karena sebagian industri pada sektor ini dapat menghasilkan nilai tambah yang signifikan dan menyerap tenaga kerja yang cukup besar.
Sementara sektor pertanian merupakan sektor dengan kontribusi terbesar kedua pada pertumbuhan ekonomi.
“Dengan risiko perubahan iklim yang semakin tinggi, ketahanan pangan menjadi isu yang penting untuk mencapai keberlanjutan ekonomi,” ujar dia.
“Melalui tema yang relevan dengan situasi ekonomi saat ini, ribuan investor lokal dan internasional juga akan turut menghadiri MIF 2024 secara offline maupun daring,” imbuh dia.