Kecerdasan buatan. Foto: Unsplash.
Riyadh: Perusahaan semikonduktor dan teknologi Kecerdasan Buatan (AI) yang didorong pengelola dana investasi publik dari Arab Saudi, Alat, akan melakukan divestasi dari Tiongkok jika negeri Paman Sam alias Amerika Serikat (AS) memintanya.
"AS adalah pasar nomor satu, AS adalah mitra nomor satu, dan kami berharap dapat bermitra lebih dalam," kata CEO Alat, Amit Midha, dilansir
Business Insider, Jumat, 10 Mei 2024.
Perusahaan tersebut, yang dibiayai oleh suntikan modal sebesar USD100 miliar dari Dana Investasi Publik Arab Saudi, tidak akan mengalami kesulitan untuk menarik diri dari Beijing karena AS menjadi pasar utama Alat.
"Sejauh ini, permintaannya adalah untuk memisahkan manufaktur dan rantai pasokan, namun jika kemitraan dengan Tiongkok menjadi masalah bagi AS, kami akan melakukan divestasi," kata Midha.
Menurut Bloomberg, AS telah melakukan pembicaraan dengan kerajaan Arab Saudi untuk memastikan pengembangan AI secara besar-besaran tidak mendukung upaya Tiongkok dalam sektor ini karena persaingan yang memanas antara Washington dan Beijing.
Para pejabat telah lama menggambarkan akses Tiongkok terhadap teknologi AI dan semikonduktor sebagai ancaman keamanan nasional. Perhatian tertuju pada Arab Saudi karena negara tersebut memberikan banyak dana untuk AI, yang semuanya bertujuan untuk menjadi pusat industri besar.
Namun hal ini juga mendapat sorotan dari AS, karena kekhawatiran koneksi Timur Tengah di Tiongkok memberikan celah sanksi bagi Beijing. Sejak akhir 2022, Washington telah menargetkan Tiongkok dengan sejumlah sanksi teknologi.
AS wajibkan perusahaan AI divestasi dari Tiongkok
Para pejabat AS telah mewajibkan perusahaan-perusahaan AI untuk melakukan divestasi dari Tiongkok, seperti G42. Menurut Bloomberg, perusahaan Uni Emirat Arab mematuhinya, menjaga akses ke sistem AI AS dan menghasilkan investasi USD1,5 miliar dari Microsoft.
Sementara itu, Midha melihat pentingnya tetap berpegang pada Amerika, dan menyatakan perusahaannya dapat memberikan dukungan yang berarti dalam membangun infrastruktur AI yang diperlukan.
Perusahaan tersebut juga merencanakan kemitraan dengan dua perusahaan teknologi AS pada musim panas ini, sambil melakukan investasi bersama bersama dana AS lainnya. Dia menolak menyebutkan nama perusahaan yang terlibat.