IHSG Berpotensi Koreksi, 6 Saham Ini Bisa Jadi Pilihan Trading

Ilustrasi IHSG melemah. Foto: MI/Ramdani.

IHSG Berpotensi Koreksi, 6 Saham Ini Bisa Jadi Pilihan Trading

Husen Miftahudin • 2 August 2024 09:51

Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan hari ini berada di posisi 7.325,61. Mengacu data RTI yang terekam hingga pukul 9.15 WIB, IHSG langsung terjun bebas ke level 7.311,61 atau turun 14,36 poin setara 0,20 persen.

Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman memperkirakan, hari ini IHSG berpotensi koreksi karena kekhawatiran resesi Amerika Serikat (AS) setelah keluar data klaim awal tunjangan pengangguran naik paling tinggi sejak Agustus 2023 dan Indeks manufaktur ISM (indikator aktivitas pabrik di AS) berada di angka 46,8 persen.

"Angka tersebut lebih buruk dari yang diperkirakan dan menunjukkan kontraksi ekonomi. Level support IHSG di  7.250-7.290, sedangkan level resistance berada di 7.350-7.380," ungkap Fanny, dilansir Investing.com, Jumat, 2 Agustus 2024.

Adapun, IHSG ditutup naik 0,97 persen di perdagangan kemarin, 1 Agustus 2024, dan disertai dengan net buy asing sebesar Rp861 miliar. Saham yang paling banyak dibeli asing adalah BMRI, BBCA, KLBF, TPIA, dan INDF.
 

Wall Street tersungkur


Sementara itu, Wall Street ditutup melemah tajam setelah serangkaian data ekonomi yang dirilis Kamis, 1 Agustus 2024, memicu kekhawatiran ekonomi mungkin melambat lebih cepat dari perkiraan, sementara The Fed mempertahankan kebijakan moneter yang ketat.

Indeks Dow Jones ditutup turun 1,21 persen menjadi 40.347,97, indeks S&P 500 melemah 1,37 persen ke 5.446,68 dan indeks Nasdaq Composite melemah 2,30 persen ke 17.194,15.

Di sisi lain, saham Meta ditutup menguat 5,87 persen sebagai dorongan terbesar bagi indeks S&P 500. Namun, data menunjukkan aktivitas manufaktur dari Institute for Supply Management (ISM) turun ke level terendah dalam delapan bulan pada Juli sebesar 46,8, sehingga terkontraksi.

Di sisi lain, Pasar Asia-Pasifik bervariasi pada Kamis, 1 Agustus 2024, setelah komentar dari Ketua The Fed AS Jerome Powell mengindikasikan penurunan suku bunga dapat terjadi pada September jika data inflasi tetap 'menggembirakan', setelah pertemuan FOMC yang berakhir pada Rabu.

Investor di Asia juga menunggu data aktivitas bisnis dari seluruh wilayah selain komentar The Fed, dengan data indeks manajer pembelian yang akan dirilis dari Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan. Namun, Nikkei 225 Jepang anjlok 2,49 persen, sementara Topix memimpin pelemahan di kawasan Asia sebesar 3,24 persen, setelah Rabu, 31 Juli 2024, BoJ menaikkan suku bunga acuan menjadi 0,25 persen.
 
Sedangkan, S&P/ASX 200 Australia naik 0,28 persen dan Kospi Korea Selatan naik 0,25 persen. Ekspor Korea Selatan naik 13,9 persen (yoy) menjadi USD57,49 miliar, naik 5,1 persen dibandingkan bulan lalu. Namun, lebih rendah dari perkiraan sebesar 18,4 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,23 persen, setelah hasil PDB naik 3,3 persen (yoy) pada kuartal II-2024, melampaui perkiraan sebesar 2,7 persen.
 
Baca juga: Wall Street Anjlok di Awal Agustus
 

Rekomendasi saham


Lebih lanjut disebutkan beberapa saham yang bisa menjadi pilihan pelaku pasar di perdagangan hari ini yaitu: AMMN, BSDE, ADRO, MYOR,CMRY, dan BRIS. Berikut ini rekomendasi trading sahamnya:

1. AMMN: Buy on Weakness
Beli di Rp11 700, cutloss jika break di bawah Rp11.600. Jika tidak break di bawah Rp11.600, potensi naik ke Rp12.100-Rp12.250 short term.

2. BSDE: Buy if Break Rp1.045
Jual di Rp1.060-Rp1.080 short term. Jika belum break di atas Rp1.045 Bisa coba beli di area Rp1.020-Rp1.025, cutloss di bawah Rp1.000.

3. ADRO: Spec Buy
Beli di Rp3.200, cutloss jika break di bawah Rp3.160. Jika tidak break di bawah Rp3.160, potensi naik ke Rp3.270-Rp3.330 short term.

4. MYOR: Spec Buy
Beli di Rp2.530, cutloss jika break di bawah Rp2.500. Jika tidak break di bawah Rp2.500, potensi naik ke Rp2.550-Rp2.580 short term.

5. CMRY: Spec Buy
Beli di Rp5.300, cutloss jika break di bawah Rp5.200. Jika tidak break di bawah Rp5.200, potensi naik ke Rp5.375-Rp5.450 short term.

6. BRIS: Spec Buy
Beli di Rp2.540-Rp2.580, cutloss jika break di bawah Rp2.500. Jika tidak break di bawah Rp2.500, potensi naik ke Rp2.620-Rp2.680 short term.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)