Wall Street Anjlok di Awal Agustus

Ilustrasi. Foto: iStock.

Wall Street Anjlok di Awal Agustus

Husen Miftahudin • 2 August 2024 08:27

New York: Saham-saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street mengawali Agustus dengan penurunan tajam setelah serangkaian data ekonomi pada Kamis memicu kekhawatiran ekonomi mungkin melambat lebih cepat dari yang diantisipasi, sementara Federal Reserve terus mempertahankan kebijakan moneternya yang ketat.

Melansir Yahoo Finance, Jumat, 2 Agustus 2024, indeks Dow Jones turun 494,82 poin, atau 1,21 persen, menjadi 40.347,97. Sementara S&P 500 juga ikut turun 75,62 poin, atau 1,37 persen, menjadi 5.446,68. Sedangkan Nasdaq Composite kehilangan 405,25 poin atau 2,30 persen menjadi 17.194,15.

Meskipun demikian, baik S&P 500 maupun Nasdaq, mencatat persentase kenaikan harian terbesar sejak Februari pada sesi sebelumnya. Hal ini didorong oleh reli saham cip setelah Fed mempertahankan suku bunga tetap, seperti yang diharapkan.

Adapun saham awalnya dibuka lebih tinggi, sebagian didorong oleh keuntungan di Meta Platforms setelah hasil kuartalannya melampaui ekspektasi dan induk perusahaan Facebook tersebut mengeluarkan prospek optimis untuk kuartal ketiga. Sahamnya ditutup 5,87 persen lebih tinggi sebagai pendorong terbesar bagi S&P 500.

Namun, keuntungan awal menguap setelah data menunjukkan ukuran aktivitas manufaktur dari Institute for Supply Management (ISM) turun ke level terendah delapan bulan pada Juli di angka 46,8, yang menandakan kontraksi.

"Hal ini menimbulkan ketakutan nyata Fed tertinggal dalam pemangkasan suku bunga. Hanya sedikit investor yang yakin Fed akan mengalami soft landing dan kini data mulai mendukung kekhawatiran tersebut," kata Lou Basenese, presiden dan kepala strategi pasar di MDB Capital di New York.
 

Baca juga: Wall Street Menguat Berkat Lonjakan Saham Teknologi
 

Agustus jadi periode paling boncos untuk saham


Ia menyebut, Agustus biasanya merupakan salah satu bulan terlemah dalam periode satu tahun untuk saham.

Data lain menunjukkan jumlah warga AS yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran meningkat ke level tertinggi dalam 11 bulan pada minggu lalu, yang menunjukkan adanya pelemahan di pasar tenaga kerja, meskipun faktor musiman juga berperan.

Para investor akan mencermati laporan penggajian pemerintah yang disampaikan pada Jumat untuk mencari tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja lebih lanjut.

Adapun, sektor pertahanan seperti utilitas dan real estat memimpin kenaikan, karena kekhawatiran geopolitik atas meningkatnya ketegangan di Timur Tengah mendorong dolar menguat dan menarik imbal hasil Treasury lebih rendah.

Jumlah saham yang menurun melebihi jumlah saham yang naik dengan rasio 2,04 banding 1 di NYSE dan Nasdaq. Sedangkan jumlah saham yang menurun melebihi jumlah saham yang naik dengan rasio 3,19 banding 1.

S&P 500 membukukan 54 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan tujuh titik terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencatat 65 titik tertinggi baru dan 177 titik terendah baru.

Volume di bursa AS adalah 14,15 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,71 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)