Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: The New York Times
Yerusalem: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sukses menjalani operasi prostat pada Minggu 29 Desember 2024, menurut keterangan rumah sakit. Operasi ini berlangsung di tengah berbagai krisis yang sedang dihadapi Netanyahu, termasuk perang di Gaza dan persidangan dugaan korupsi yang menjeratnya.
Netanyahu, 75 tahun, yang telah mengalami sejumlah masalah kesehatan dalam beberapa tahun terakhir, menjalani prosedur medis untuk mengangkat prostatnya di Hadassah Medical Center, Yerusalem. Langkah ini dilakukan di tengah jadwal padatnya sebagai pemimpin tertinggi Israel, di mana ia kerap menghadapi tekanan besar dari dalam dan luar negeri.
Dr. Ofer Gofrit, Kepala Departemen Urologi Hadassah, menyatakan dalam sebuah video bahwa operasi berjalan lancar dan tidak ditemukan indikasi kanker atau keganasan.
"Kami berharap yang terbaik," kata Gofrit, seperti dilansir dari CNN, Senin 30 Desember 2024.
Netanyahu sendiri mengucapkan terima kasih kepada para dokter melalui pernyataan resmi, di mana ia disebut telah sadar penuh dan sedang menjalani pemulihan di unit bawah tanah rumah sakit yang diperkuat untuk menghadapi potensi serangan misil. Netanyahu dijadwalkan menjalani perawatan dan observasi selama beberapa hari ke depan.
Selama Netanyahu tidak dapat bertugas, Menteri Kehakiman Yariv Levin bertindak sebagai Perdana Menteri sementara.
Konteks dan dampak operasi
Operasi ini terjadi pada masa yang penuh gejolak di kawasan Timur Tengah. Netanyahu saat ini memimpin Israel di tengah upaya mediasi internasional untuk mencapai gencatan senjata dengan Hamas di Gaza, sementara ketegangan dengan pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman semakin meningkat.
Meskipun masalah prostat umum terjadi pada pria lanjut usia dan mudah ditangani, prosedur ini sedikit mengurangi citra Netanyahu sebagai pemimpin yang energik. Netanyahu dikenal berusaha menunjukkan dirinya sebagai figur kuat yang tetap aktif dalam setiap krisis, termasuk muncul di zona perang dengan seragam pelindung dan kacamata hitam.
Namun, catatan kesehatan Netanyahu bukan tanpa masalah. Tahun lalu, dokter mengungkapkan bahwa ia memiliki gangguan jantung yang telah lama diketahui tetapi tidak dipublikasikan. Setelah pingsan, Netanyahu dipasangi alat pacu jantung, yang baru diungkapkan setelah operasi tersebut.
Pada awal tahun ini, Netanyahu juga menjalani operasi hernia yang membuatnya harus dibius total. Levin kembali menjadi Perdana Menteri sementara saat itu.
Proses pemulihan
Menurut kantor Netanyahu, ia didiagnosis mengalami infeksi saluran kemih pada Rabu 18 Desember akibat pembesaran prostat jinak. Infeksi ini berhasil diatasi dengan antibiotik, tetapi dokter tetap merekomendasikan operasi.
Dr. Shay Golan dari Rabin Medical Center menyatakan bahwa pembesaran prostat dapat menyebabkan penyumbatan kandung kemih, yang berujung pada infeksi atau komplikasi lain. Prosedur endoskopi dilakukan untuk mengangkat prostat tanpa sayatan besar di perut, dan pasien umumnya pulih dalam waktu singkat.
Golan menambahkan bahwa pasien hanya perlu menggunakan kateter selama satu hingga tiga hari pasca operasi dan dapat kembali beraktivitas normal tanpa pembatasan berarti.
(Muhammad Reyhansyah)