Saudi Aramco Tawarkan 60% Saham ke Investor Asing

Kilang Saudi Aramco. Foto: Saudi Aramco.

Saudi Aramco Tawarkan 60% Saham ke Investor Asing

Arif Wicaksono • 10 June 2024 14:40

Riyadh: Investor asing mendapat alokasi sekitar 60 persen saham yang ditawarkan dalam penjualan saham Saudi Aramco senilai USD11,2 miliar.
 

baca juga: 

Atasi Perubahan Iklim, Perusahaan Saudi Tawar 2 Juta Ton Kredit Karbon


Kesepakatan tersebut menghasilkan permintaan yang kuat dari AS dan Eropa, menurut sumber tersebut, yang menolak disebutkan namanya karena informasi tersebut bersifat pribadi.
Investor dari Inggris, Hong Kong dan Jepang juga mendukung penjualan saham yang menghasilkan pesanan senilai total lebih dari USD65 miliar.

Selama pencatatan perusahaan minyak raksasa tersebut, sebagian besar investor luar negeri menolak ekspektasi penilaian dan membiarkan pemerintah bergantung pada pembeli lokal. Penawaran umum perdana senilai USD29,4 miliar menarik pesanan senilai US$106 miliar, dan hanya 23 persen saham yang dialokasikan.

"Penawaran sekunder ini menarik sekitar 450 dana, dan lebih dari 125 investor internasional baru," kata sumber yang mengetahui masalah tersebut, dilansir Business Times, Senin, 10 Juni 2024.

Investor asing

Aramco membenarkan mayoritas sahamnya dialokasikan ke dana asing. Investor institusi internasional kini memiliki sekitar 0,73 persen saham perusahaan tersebut.

Hal yang menarik kali ini adalah dividen perusahaan, yang merupakan salah satu dividen terbesar di dunia. Investor yang bersedia mengabaikan valuasi yang tinggi dan kurangnya pembelian kembali (buyback) akan mendapatkan keuntungan dari pembayaran tahunan sebesar US$124 miliar yang menurut perkiraan Bloomberg Intelligence akan memberi perusahaan tersebut imbal hasil (yield) sebesar 6,6 persen.

Besarnya partisipasi asing diawasi dengan ketat, dengan para eksekutif puncak Aramco mengadakan serangkaian acara di London dan Amerika untuk meningkatkan permintaan. Pemerintah Saudi memiliki sekitar 82 persen saham Aramco, sementara Dana Investasi Publik memegang 16 persen saham lainnya. Kerajaan Arab Saudi akan terus menjadi pemegang saham utama setelah penawaran tersebut. Hal ini menandai perubahan haluan dari pencatatan saham raksasa minyak tersebut pada 2019 yang berakhir hanya karena urusan dalam negeri.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)