OHCHR Terkejut atas Dampak Serangan Israel di Kamp Nuseirat

Warga Palestina berada di area rumah sakit yang hancur akibat serangan Israel di Gaza. (EPA)

OHCHR Terkejut atas Dampak Serangan Israel di Kamp Nuseirat

Medcom • 12 June 2024 14:41

Jenewa: Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (OHCHR) mengaku "sangat terkejut" atas dampak dari operasi penyelamatan sandera pasukan Israel terhadap warga sipil Palestina di kamp Nuseirat, Jalur Gaza, beberapa waktu lalu.

OHCHR juga khawatir karena kelompok pejuang Palestina Hamas masih terus menyandera banyak orang di Gaza, di mana kebanyakan dari mereka adalah warga sipil.

"Kami sangat terkejut atas dampak operasi pasukan Israel di An Nuseirat terhadap warga sipil pada akhir pekan lalu, yang bertujuan membebaskan empat sandera," kata juru bicara Komisaris Tinggi HAM PBB, Jeremy Laurence, dalam sebuah konferensi pers dan dikutip dari Anadolu Agency, Rabu, 12 Juni 2024.

Ia mengatakan ratusan warga Palestina, banyak dari mereka merupakan warga sipil, dilaporkan tewas dan terluka dalam operasi Israel di Nuseirat.

"Cara serangan yang dilakukan di wilayah padat penduduk menimbulkan pertanyaan serius mengenai apakah prinsip pembedaan, proporsionalitas, dan kehati-hatian sebagaimana diatur dalam hukum perang dihormati pasukan Israel," sebut Laurence.

"Kami juga sangat sedih karena kelompok Palestina masih menyandera banyak orang, dan hal ini dilarang dalam hukum kemanusiaan internasional," sambungnya.

Selain itu, Laurence juga mengatakan bahwa menahan sandera di daerah padat penduduk dapat membahayakan nyawa warga sipil dan para sandera itu sendiri.

"Semua tindakan yang dilakukan kedua belah pihak mungkin merupakan kejahatan perang," ujar Laurence.

Sementara itu, Kepala HAM PBB, Volker Turk, menyambut baik Resolusi Dewan Keamanan 2735 yang menyerukan "gencatan senjata penuh dan menyeluruh" serta pembebasan sandera yang ditahan Hamas.

Turk mengatakan pihaknya juga menyerukan pengembalian jenazah sandera dan memulai skema pertukaran tahanan Palestina.

"Prioritas utama yang harus dilakukan adalah memastikan aliran bantuan kemanusiaan secara penuh dan tidak terbatas kepada penduduk Gaza yang putus asa," sebut Turk.

Ia juga menyerukan semua pihak dan "negara ketiga," khususnya mereka yang memiliki pengaruh terhadap pihak-pihak berkonflik, untuk memaksimalkan upaya mencapai tujuan masa depan yang damai.

Dengan demikian, kata Turk, Israel dan Palestina dapat sepenuhnya menikmati hak asasi manusia serta hidup berdampingan.

Selain itu, juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tarik Jasarevic juga mengatakan bahwa pemerintah Israel perlu mengizinkan berbagai fasilitas kesehatan Palestina beroperasi di Gaza. (Theresia Vania Somawidjaja)

Baca juga:  PBB 'Blacklist' Militer Israel atas Pelanggaran Berat terhadap Anak

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)