Ilustrasi. Foto: MI
Media Indonesia • 27 February 2024 23:38
Jakarta: Pemerintah diminta lebih bijaksana dalam merancang dan menyusun kebijakan, terutama terkait dengan penggunaan APBN yang seharusnya digunakan untuk hal-hal produktif dan menunjang perekonomian.
Demikian disampaikan Direktur Program Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Esther Sri Astuti saat diminta pandangannya mengenai pemerintah yang tengah membahas program makan siang gratis untuk digulirkan di tahun depan.
"Terlalu besar anggarannya untuk makan siang gratis dan susu gratis. Lebih baik digunakan untuk program pembangunan yang lebih produktif," ujarnya dilansir Media Indonesia, Selasa, 27 Februari 2024.
Program makan siang gratis merupakan salah satu janji politik yang diberikan oleh pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam Pemilu 2024.
Setidaknya Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran sempat menyatakan program tersebut akan menelan dana hingga Rp400 triliun untuk sekitar 80 juta anak.
Terkait program makan siang itu, pihak Prabowo-Gibran juga menyatakan bakal membentuk Kementerian anyar khusus untuk mengeksekusi program makan siang gratis tersebut.
Namun Airlangga yang sekaligus Ketua Dewan Pengarah TKN Prabowo-Gibran itu mengatakan belum ada kepastian terkait hal itu.
Alih-alih menggunakan dana jumbo untuk program tersebut, Esther menilai uang negara itu dapat dipakai untuk memantik produktivitas dan geliat ekonomi dalam negeri.
Dengan alokasi dana itu, pengambil kebijakan bisa mendorong penciptaan lapangan kerja dan berbuah pada dampak berganda yang lebih besar terhadap perekonomian.
"Misalnya untuk peningkatan kapasitas perekonomian melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga mereka bisa punya skill untuk diterima di pasar kerja dan program perluasan kesempatan kerja," jelas dia.
"Jadi berikan kailnya bukan ikannya. Kalau mereka bekerja maka masyarakat bisa generate income dan bisa konsumsi, menabung serta investasi. Ini akan mendorong kenaikan produk domestik bruto dan pertumbuhan ekonomi tentunya," imbuh dia.
(M Ilham Ramadhan)