Warga Palestina di Khan Younis, berupaya padamkan api di rumah yang diserang Israel. Foto: Associated Press
Tak Pantas Negara Besar Sulut Dukungan Ekskalasi Perang Hamas-Israel
Fajar Nugraha • 9 October 2023 11:11
Jakarta: Konflik bersenjata antara Hamas dan Israel yang telah berlangsung beberapa hari ini dan memakan banyak korban warga sipil perlu segera dihentikan. Indonesia perlu serukan penghentian kekerasan.
"Pemerintah Indonesia perlu menyampaikan kepada pihak-pihak yang berkonflik serta mengimbau negara-negara besar untuk menahan diri menyampaikan komentar atau dukungan kepada salah satu pihak yang justru mengeskalasi perang," ujar Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana dalam keterangannya, Senin 9 Oktober 2023.
"Tidak seharusnya negara-negara dunia menyatakan siapa yang benar ataupun yang salah karena negara-negara dunia bukanlah hakim yang menentukan siapa yang benar maupun yang salah," imbuh Hikmahanto.
Menurut Rektor Universitas Jendral A. Yani itu, negara-negara di dunia mempunyai kewajiban untuk melindungi rakyat sipil dari penggunaan senjata.
"Indonesia patut untuk meminta Dewan Keamanan PBB bersidang dan mengupayakan agar serangan senjata oleh kedua belah pihak dihentikan demi kamanusiaan," ujar Hikmahanto.
Perang telah berdampak buruk tidak hanya bagi masyarakat sipil dari dua pihak yang berkonflik namun masyarakat dunia pada umumnya. Perang telah memunculkan multi krisis, mulai dari kemanusiaan hingga finansial.
Setidaknya 417 warga Palestina telah tewas dan hampir 2.200 lainnya terluka dalam serangan roket Israel, menurut sumber medis di Gaza. Sementara jumlah korban tewas di Israel telah meningkat menjadi lebih dari 700 orang.
Tingginya angka kematian, Pemerintah Israel secara resmi menyatakan perang terhadap Hamas. Pernyataan ini disampaikan beberapa jam setelah militer negara itu mulai membombardir Jalur Gaza dengan tujuan untuk melenyapkan kelompok militan tersebut dan merebut kendali penuh atas wilayah Palestina.
Para pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan, mereka memperkirakan Israel akan melancarkan invasi darat skala penuh dalam 24 hingga 48 jam ke depan.
Pemungutan suara untuk menyatakan perang secara resmi dilakukan pada malam hari dan diumumkan pada Minggu oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Netanyahu pun menegaskan sekarang akan ada aktivitas militer yang signifikan.