Kebijakan Pro Pasar Bisa Dongkrak Ekonomi Tiongkok

Ekonomi Tiongkok. Foto: Unsplash.

Kebijakan Pro Pasar Bisa Dongkrak Ekonomi Tiongkok

Arif Wicaksono • 24 March 2024 16:23

Beijing: Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menjelaskan dengan paket reformasi pro-pasar yang komprehensif, Tiongkok dapat tumbuh jauh lebih cepat dibandingkan skenario status quo.

 “Pertumbuhan tambahan ini akan berarti perluasan ekonomi riil sebesar 20 persen selama 15 tahun ke depan, dalam istilah saat ini, itu seperti menambah USD3,5 triliun pada perekonomian Tiongkok,” kata Georgieva dalam pidatonya di Forum Pembangunan Tiongkok dkutip dari Channel News Asia, Minggu, 24 Maret 2024.
 

baca juga:

Tiongkok Dianggap Gagal Lakukan Dekarbonisasi Industri Baja


Dia juga menyerukan langkah-langkah untuk meningkatkan keberlanjutan sektor properti, mengurangi risiko utang dan lebih fokus pada konsumsi domestik.

Langkah tegas untuk mengurangi stok perumahan yang belum selesai dan memberikan lebih banyak ruang untuk koreksi berbasis pasar di sektor properti dapat mempercepat solusi permasalahan sektor properti saat ini dan meningkatkan kepercayaan konsumen dan investor.

Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang mengatakan dalam pernyataan resmi terbarunya Tiongkok akan lebih mengoptimalkan kebijakan properti. Awal bulan ini, Li mengumumkan sasaran pertumbuhan tahunan sekitar 5 persen pada tahun ini, sebuah target yang menurut beberapa analis ambisius.

Georgieve menambahkan Tiongkok juga perlu lebih bergantung pada konsumsi domestik. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan pendapatan, meningkatkan daya beli keluarga dan memperluas sistem jaminan sosial, termasuk sistem pensiun, dengan cara yang bertanggung jawab secara fiskal.

membangun standarnisasi peraturan AI

Dia menuturkan Tiongkok harus membangun kerangka peraturan AI yang kuat seraya mencatat bahwa Tiongkok memimpin negara-negara berkembang dalam hal kesiapan AI. Kementerian Perindustrian Tiongkok sudah mengeluarkan rancangan pedoman untuk standarisasi industri AI, dengan tujuan untuk menerapkan standar nasional dan industri pada 2026.

"Tiongkok memiliki potensi besar dalam memajukan ekonomi hijau. Tiongkok perlu menjual lebih banyak listrik sesuai harga pasar, agar dapat melakukan dekarbonisasi dengan lebih efisien," kata dia.

Dia juga merekomendasikan Tiongkok memperluas sistem perdagangan emisi (ETS) ke sektor industri. ETS, yang saat ini mencakup sektor ketenagalistrikan, diperkirakan akan mencakup sektor-sektor baru seperti semen dan aluminium pada akhir 2025.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)