Pembacaan manifesto Pemilu damai oleh Sivitas Akademika dan mahasiswa Universitas Tadulako(MI/Mitha Meinansi)
Media Indonesia • 6 February 2024 07:07
Palu: Sivitas Akademika dan Alumni Universitas Tadulako di Kota Palu, Sulawesi Tengah mengeluarkan Manifesto atas nama Kampus Bumi Tadulako untuk menyerukan Pemilu Damai Indonesia, menjelang hari pencoblosan.
Pembacaan pernyataan sikap tersebut dibacakan Ketua Senat Universitas Tadulako, Profesor Djayani Nurdin didampingi Rektor Universitas Tadulako, bersama sejumlah pejabat dilingkup Universitas Tadulako dan perwakilan mahasiswa, Senin, 5 Februari 2024.
"Saya Profesor Djayani Nurdin, Ketua Senat Universitas Tadulako bersama Sivitas Akademika dan alumni Universitas Tadulako, membacakan manifesto kampus kaktus bumi Tadulako untuk Pemilu Damai Indonesia," kata Profesor Djayani Nurdin.
Pernyataan sikap yang disampaikan di depan Gedung Auditorium Universitas Tadulako itu menyerukan tujuh poin dalam mencermati perkembangan rangkaian pelaksanaan proses demokrasi melalui Pemilihan Umum tahun 2024, jalannya roda pemerintahan, kehidupan demokratisasi secara nasional, serta prikehidupan masyarakat.
Berikut pernyataan sikap tersebut,
- Seluruh pejabat negara, aparat negara, aparat hukum untuk senantiasa menjadikan falsafah bangsa, Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai nilai utama dalam perilaku, etika dan moral penyelenggaraan pemerintahan yang beradab sebagai ciri kebudayaan tinggi bangsa Indonesia.
- Mendesak seluruh pejabat pemerintahan baik pusat maupun daerah, sipil maupun militer untuk tetap berada pada koridor demokrasi, sumpah jabatan, ketentuan Perundang-Undangan dengan mengedepankan nilai-nilai kebangsaan, kerakyatan dan keadilan sosial untuk menciptakan hadirnya rasa aman dan nyaman menuju Pemilu 2024 yang demokratis.
- Mendesak penyelenggara pemilu dari pusat hingga kelompok panitia pemungutan suara (KPPS) agar bekerja profesional akuntabel, kapabel, kredibel, dan berintegritas sesuai dengan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku, serta senantiasa menjunjung tinggi prinsip independensi, transparansi, jujur, adil tidak berpihak dan bebas dari segala intervensi pihak manapun.
- Menyerukan kepada seluruh elemen bangsa dan masyarakat untuk secara bersama-sama mewujudkan iklim demokrasi yang bermartabat dan sehat melalui partisipasi aktif menggunakan hak pilihnya, sehingga tidak golput dalam kontestasi Pemilu 2024 dengan memilih para calon berdasarkan kesadaran, nurani dan keyakinan yang sungguh bukan atas dasar politik uang atau intimidasi, sehingga hasil Pemilu mendapat legitimasi yang kuat dan berbasis penghormatan suara rakyat.
- Menyerukan kepada seluruh masyarakat untuk menjaga iklim yang kondusif menuju Pemilu tahun 2024 dengan mengedepankan nilai kegotongroyongan, kebangsaan dan keberagaman yang saling menghormati.
- Menghentikan seluruh produksi, reproduksi pemberitaan bohong (hoaks) yang menyebabkan terjadinya perpecahan dan pembelahan pada masyarakat karena tidak tersedianya informasi cukup akibat isu pemilu yang dipelintir.
- Meminta kepada seluruh elemen bangsa untuk bersama bermunajat memanjatkan doa kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa agar bangsa Indonesia diberikan kekuatan dan keberkahan dalam Pemilu Tahun 2024, sehingga terhindar dari kehancuran dan malapetaka.
Rektor Universitas Tadulako, Profesor Amar dalam kesempatan itu juga menyerukan kepada seluruh masyarakat, termasuk 43 ribu mahasiswa aktif dari kurang lebih 53 ribu mahasiswa terdaftar, untuk menjaga iklim yang kondusif menuju Pemilu 2024 dengan mengedepankan nilai kegotongroyongan, kebangsaan dan keberagaman yang saling menghormati.
"Kita mengajak orang kampus juga dan masyarakat sivitas, mari kita melakukan pemantauan secara bersama agar pemilu itu bisa berjalan dengan jurdil, bebas, dan lebih aman dan nyaman," ujar Prof Amar.
Menurutnya, pelaksanaan hari pencoblosan Pemilu 2024 yang bertepatan dengan Hari Valentine's Day atau hari kasih sayang, seharusnya menjadikan seluruh masyarakat saling menyayangi.
"Ini kan namanya pesta demokrasi, apalagi dilaksankan pada 14 Februari, hari kasih sayang. Harusnya kita saling menyayangi," ucap Profesor Amar.
Sebagai pimpinan kampus, ia memastikan akan memberikan kebijakan kepada mahasiswa yang akan melaksanakan pesta demokrasi, untuk mendapatkan izin jika harus pulang kampung, dengan syarat melaporkan terlebih dahulu kepada pihak kampus.