Trump Ancam Hamas Jika Sandera di Gaza Tak Dibebaskan Sebelum Pelantikannya

Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump. Foto: EFE-EPA

Trump Ancam Hamas Jika Sandera di Gaza Tak Dibebaskan Sebelum Pelantikannya

Fajar Nugraha • 3 December 2024 12:00

Washington: Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada Senin 2 Desember 2024 memberikan ultimatum tegas kepada pejuang Hamas. Trump memperingatkan bahwa akan ada ‘hukuman berat’ di Timur Tengah jika para sandera di Gaza tidak dibebaskan sebelum hari pelantikannya pada 20 Januari 2025.

Melalui unggahannya di platform media sosialnya, Truth Social, Trump menegaskan bahwa jika sandera tersebut tidak dibebaskan sebelum pelantikannya, konsekuensinya akan sangat besar bagi kawasan Timur Tengah dan mereka yang bertanggung jawab.

"Jika sandera tidak dibebaskan sebelum 20 Januari 2025, hari saya dilantik sebagai Presiden AS, maka akan ada hukuman berat di Timur Tengah. Mereka yang melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan ini akan merasakan dampak yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah panjang Amerika Serikat," tulis Trump, seperti dilansir dari Anadolu, Selasa 3 Desember 2024.

Israel melaporkan bahwa saat ini terdapat 101 sandera Israel yang masih ditahan di Gaza, hampir 14 bulan sejak dimulainya perang yang telah merenggut lebih dari 44.000 jiwa Palestina dan melukai 105.000 orang lainnya, sebagian besar wanita dan anak-anak. Konflik ini juga telah menghancurkan Gaza secara masif.

Hamas, melalui pernyataannya di Telegram, mengungkapkan bahwa 33 sandera Israel telah tewas akibat serangan udara Israel sejak Oktober 2023. Kelompok ini memperingatkan bahwa tindakan agresif Israel akan meningkatkan jumlah korban di antara para sandera.

Sementara itu, kelompok aktivis di Israel mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menyetujui gencatan senjata dan pertukaran sandera dengan tahanan. Namun, Netanyahu dituduh justru memperlambat proses ini demi mempertahankan posisinya secara politik.

Trump, yang sebelumnya memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem selama masa jabatan pertamanya, dijadwalkan dilantik kembali pada 20 Januari mendatang. Langkah tersebut sebelumnya memicu kemarahan Palestina, yang menganggap Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka. (Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)