Ilustrasi. Foto: Freepik.
Ade Hapsari Lestarini • 20 December 2024 13:30
Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) hari ini menunjukkan pemulihan setelah sebelumnya menyentuh level terendah dalam satu bulan. Pada perdagangan Kamis, 19 Desember 2024, logam mulia ini mencapai level tertinggi harian di sekitar USD2.622, didorong oleh sentimen risiko global yang memburuk.
Pemulihan ini dipicu oleh memburuknya sentimen risiko global setelah pengumuman hawkish dari Federal Reserve (The Fed) pada perdagangan Rabu. Selain itu, risiko geopolitik dan kekhawatiran perang dagang turut mendorong permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.
Menurut analis Dupoin Indonesia, Andy Nugraha, kombinasi candlestick dan indikator moving average yang terbentuk saat ini menunjukkan tren bearish kembali mendominasi pergerakan XAU/USD. Proyeksi hari ini menunjukkan harga emas berpotensi turun hingga USD2.583. Namun, jika terjadi rebound dari level tersebut, emas diperkirakan dapat naik kembali hingga USD2.621 sebagai target terdekatnya.
Andy juga menekankan, investor perlu memperhatikan area kritis ini untuk menentukan langkah trading selanjutnya. Jika XAU/USD gagal bertahan di atas level support USD2.583, potensi pelemahan lebih lanjut dapat terjadi. Sebaliknya, rebound yang kuat dari level ini dapat memberikan peluang bagi para trader untuk masuk ke posisi buy jangka pendek.
Harga emas mengalami sedikit rebound
Meskipun harga emas mengalami sedikit
rebound pada Jumat, 20 Desember 2024 pagi di level USD2.601, tekanan dari sikap
hawkish The Fed tetap membatasi kenaikan logam mulia. The Fed, sesuai ekspektasi, menurunkan suku bunga acuan untuk ketiga kalinya sejak September. Namun, mereka juga memberikan sinyal untuk memperlambat laju penurunan suku bunga ke depan, yang mendorong kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Kenaikan imbal hasil obligasi 10 tahun AS ke level tertinggi sejak Mei membantu dolar AS mempertahankan posisinya di level tertinggi dua tahun. Hal ini menjadi faktor pembatas bagi logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil. Di sisi lain,
dot plot The Fed menunjukkan pejabat bank sentral memperkirakan suku bunga dana The Fed akan turun menjadi 3,9 persen pada 2025, dengan dua kali penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Selain itu, efek
spillover dari pasar ekuitas AS yang tertekan turut menyeret saham Asia turun tajam pada Kamis. Kondisi ini memberikan dukungan bagi aset-aset
safe haven, termasuk emas, sehingga membantu pemulihannya dari level terendah satu bulan. Namun, para pedagang tetap berhati-hati terhadap potensi kenaikan emas yang terbatas akibat kekuatan dolar AS.
Fokus pasar hari ini akan tertuju pada data ekonomi AS, seperti laporan akhir PDB kuartal III dan klaim pengangguran awal mingguan. Data ini diharapkan dapat memberikan dorongan jangka pendek terhadap pergerakan dolar AS dan emas. Selain itu, perhatian pasar juga mengarah pada rilis Indeks Harga Belanja Konsumsi Perorangan (PCE) pada perdagangan Jumat, yang merupakan indikator inflasi pilihan The Fed. Hasil dari data ini akan menjadi penentu utama bagi pergerakan XAU/USD dalam beberapa waktu ke depan.
Secara keseluruhan, harga emas menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan momentum
bullish di tengah sentimen risiko global yang memburuk dan kebijakan
hawkish The Fed. Meskipun aksi jual di pasar ekuitas memberikan dukungan sementara bagi logam mulia ini, penguatan dolar AS dan imbal hasil obligasi AS tetap menjadi penghambat utama.