Cetak Rekor, Kunjungan Wisman Asing ke Jepang Capai 3,14 Juta

Kunjungan wisman ke Jepang. foto: Unsplash.

Cetak Rekor, Kunjungan Wisman Asing ke Jepang Capai 3,14 Juta

Arif Wicaksono • 19 July 2024 16:31

Tokyo: Jepang mencetak rekor tertinggi baru untuk pengunjung bulanan pada Juni. Kenaikan wisman didorong lemahnya yen memicu ledakan pariwisata yang menjadi pendorong utama perekonomian.
 

baca juga: 

Hanya Seperempat Perusahaan Jepang Adopsi Kecerdasan Buatan


Menurut data dari Organisasi Pariwisata Nasional Jepang (JNTO), jumlah pengunjung asing untuk keperluan bisnis dan liburan adalah 3,14 juta pada bulan lalu, melebihi rekor bulanan sebelumnya yang dicatat pada Maret dan naik dari 3,04 juta pada Mei.

Jumlah wisatawan yang mencapai 17,78 juta orang pada Juni juga merupakan rekor dalam periode setengah tahun. Serta dengan cepat melampaui angka tertinggi tahunan sebelumnya yaitu 31,9 juta orang pada 2019 sebelum pandemi covid-19 menutup perbatasan global.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menjelaskan pengeluaran pengunjung diperkirakan mencapai delapan triliun yen atau USD50 miliar pada tahun ini.

Waspada overtouris

Dia juga menambahkan pemerintah perlu waspada terhadap apa yang disebut overtouris. Industri pariwisata kini menjadi sektor ekspor terbesar kedua di Jepang, setelah mobil dan komponen elektronik.

Melemahnya yen ke level terendah dalam 38 tahun terhadap dolar telah menjadikan Jepang sebagai tawaran yang sangat menarik bagi wisatawan luar negeri. Dari 23 pasar yang dilacak JNTO, wisatawan dari 18 wilayah mencetak rekor baru untuk kedatangan Juni. Pengunjung dari Taiwan dan Amerika Serikat mencatat jumlah tertinggi.

Presiden Agen Perjalanan Mewah Luxurique menuturkan lemahnya yen meningkatkan daya tarik Jepang, mendorong rencana perjalanan spontan.

"Kami juga menyaksikan semakin beragamnya negara yang mengunjungi Jepang, sebuah perubahan penting dibandingkan 2019 ketika sekitar 30 persen wisatawannya adalah warga Tiongkok," tegas dia.

Gangguan dari kedatangan wisman

Meskipun belanja wisatawan telah memberikan keuntungan bagi perekonomian, banyaknya orang yang mengunjungi tempat-tempat wisata telah membuat marah beberapa penduduk setempat dan memicu kekhawatiran di kalangan pembuat kebijakan.

Jalur yang padat dan meningkatnya jumlah sampah sembarangan di Gunung Fuji yang suci di Jepang, mendorong para pejabat pada bulan ini untuk mengenakan biaya masuk dan batasan pejalan kaki untuk pertama kalinya.

Wali Kota Himeji di Jepang barat juga pada bulan lalu menyarankan agar orang asing mengenakan biaya sekitar enam kali lipat dari tarif yang dibayarkan penduduk untuk memasuki kastil era samurai yang terkenal di kota itu.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)