Ilustrasi beras impor. Foto: MI/Usman Iskandar
Jakarta: Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat realisasi beras impor periode Januari hingga Mei 2024 mencapai 2,2 juta ton.
Dengan demikian, rencana impor yang tersisa yakni pada Juni hingga Desember 2024 masih sekitar 2,1 juta ton.
Meski demikian, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy menekankan penyerapan produksi dalam negeri akan selalu diutamakan dalam upaya penyediaan stok pangan nasional.
"Tentunya realisasi impor ini disesuaikan dengan keadaan produksi dalam negeri. Artinya, kalau nanti bisa dipenuhi dari produksi dalam negeri, impor tidak kita lakukan," jelas Sarwo di sela-sela Focus Group Discussion (FGD) Membangun Sistem Kebijakan Pupuk Subsidi yang Lebih Adaptif dan Efektif Demi Menjaga Ketahanan Pangan Nasional dilansir Media Indonesia, Kamis, 18 Juli 2024.
Susun Neraca Pangan Nasional
Bapanas, kata Sarwo, tengah menyusun neraca pangan nasional, yang tujuannya adalah untuk memastikan kebutuhan pangan 270 juta lebih penduduk Indonesia bisa terpenuhi.
"Dari hasil penyusunan neraca pangan khususnya beras, didapati stok awal 4,1 juta ton dan perkiraan produksi dalam negeri 31,5 juta ton. Angka 31,5 juta ton ini perkiraan produksi dalam negeri, kalau tidak terkena banjir, tidak terkena kekeringan, tidak terkena hama dan penyakit," jelas dia.
Sarwo juga menyebutkan total ketersediaan beras hingga Desember 2024 diperkirakan mencapai sekitar 39,8 juta ton.
Angka itu bisa tercapai apabila realisasi beras impor bisa tercapai sekitar 4,3 juta ton yang diakumulasikan dengan beras awal 4,1 juta ton dan produksi dalam negeri yang diperkirakan sebanyak 31,5 juta ton.
Sementara itu, kebutuhan konsumsi beras bagi masyarakat Indonesia dalam satu tahun tercatat sekitar 31,2 juta ton. Sedangkan kebutuhan per bulannya sekitar 2,6 juta ton.