Ratusan demonstran penentang sistem kuota pekerjaan berhadapan dengan polisi di Bangladesh. (EPA-EFE)
Willy Haryono • 21 July 2024 13:07
Dhaka: Kementerian Luar Negeri dan KBRI Dhaka terus memantau situasi di Bangladesh serta menjalin komunikasi dengan para warga negara Indonesia (WNI) yang berada di negara tersebut. Hingga hari ini, semua WNI di Bangladesh terpantau dalam kondisi aman dan selamat.
Dalam beberapa pekan terakhir, Bangladesh dilanda bentrokan berdarah antar mahasiswa penentang sistem kuota pekerjaan dan kelompok pendukung pemerintah. Bentrokan ini telah menelan sejumlah korban jiwa.
"Kemenlu dan KBRI (Dhaka) telah menyusun rencana kontingensi untuk mengantisipasi eskalasi lebih lanjut," tutur Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha, Minggu, 21 Juli 2024.
"Dari total 563 WNI di Bangladesh, mayoritas adalah ibu rumah tangga yang menikah dengan warga negara Bangladesh," sambungnya.
Sebelumnya, Pemerintah Bangladesh mulai memberlakukan jam malam dan mengerahkan tentara untuk menangani bentrokan berdarah terkait aksi protes terhadap kuota pekerjaan pemerintah di seluruh negeri.
Polisi di ibu kota Bangladesh, Dhaka, melarang semua pertemuan publik pada hari itu – yang pertama sejak protes dimulai – untuk mencegah lebih banyak kekerasan.
Namun, hal itu tidak menghentikan putaran konfrontasi lain antara polisi dan pengunjuk rasa di sekitar kota berpenduduk 20 juta jiwa itu, meski ada penutupan internet yang bertujuan menggagalkan penyelenggaraan demonstrasi.
Baca juga: Mahasiswa Diserang di Bangladesh, Ketua HAM PBB: Tidak Bisa Diterima!