Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka meninjau persiapan pembukaan Solo Safari. Medcom.id/ Triawati
Solo: Dua ekor gajah koleksi satwa Solo Safari kedapatan mati. Sejauh ini belum ada kejelasan penyebab kematiannya. DPRD Kota Solo pun langsung sidak ke lokasi, begitu mendapatkan informasi terkait kematian dua koleksi satwa langka yang dilindungi itu.
Ketua DPRD Solo Sementara Budi Prasetyo mengakui, informasi kematian dua koleksi satwa gajah itu datang justru dari masyarakat, dan bukan dari pihak Solo Safari. " Kami dapat informasi dari masyarakat, dan terus menindaklanjuti di lapangan," kata Budi, Rabu, 21 Agustus 2024.
Budi sidak bersama unsur pimpinan lain, Sugeng Riyanto dan anggota YF Sukasno. " Penjelasan yang kami dapat, bahwa dua gajah mati pada waktu berbeda. Satu pada Juli lalu, dan satunya lagi pada minggu silam," tukas politisi PDIP itu.
Yang menarik gajah kedua bernama Manohara itu mati pada suasana rangkaian perayaan Hari Gajah Sedunia, yang juga digelar di Solo Safari. Saat itu, berita kematian gajah kedua tersebut juga belum didengar DPRD Solo.
Dari sidak, Budi bersama dua koleganya belum mendapatkan informasi yang jelas tentang sebab-sebabnya. Saat ini pihak Solo Safari masih menunggu sampel kasus kematian dari uji laboratorium UGM Yogyakarta.
DPRD Kota Solo, lanjut Budi sangat berharap sampel dari pemeriksaan bisa segera keluar. Sehingga bisa segera diketahui penyebabnya, dan evaluasi untuk langkah langkah kedepan.
"Apalagi kasus tersebut terjadi pada rentang waktu yang tidak terlalu lama. Dengan kematian gajah Innova dan Manohara ini, maka koleksi gajah Solo Safari tinggal dua ekor," imbuh Budi.
Kepada Seksi BKSDA Wilayah I, Sudadi yang mengikuti proses sidak DPRD Solo mengakui, sejauh ini, sebab sebab kematian gajah asal Sumatra ini masih belum pasti, mengingat sampelnya masih dalam proses uji laboratorium.
"BKSDA mendapat informasi tentang kematian gajah betina di Solo Safari pada 23 Agustus. Penanganan dilakukan ahlinya di sini, namun penyebabnya masih harus menunggu hasil pemeriksaan laboraturium," ujarnya.
Terpisah Kepala BKSDA Jateng Darmanto mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil uji lab Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta. "Apakah karena virus atau hal lain tunggu saja. Nanti kalau semua sudah pasti penyebabnya anda bisa konfirmasi langsung ke atasan kami di BKSDAE Jakarta," beber Darmanto.
Ia tidak bersedia mengomentari terkait pengelolaan menejemen Solo Safari atas koleksi satwanya di Taman Solo Safari. " Nanti nanti," lugas Darmanto.