Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Husen Miftahudin • 17 September 2024 18:39
Lampung Tengah: Era digital membantu pelajar melihat keragaman dengan mudah dan cepat. Keragaman itu meliputi suku, agama, warna kulit, bahasa, seni, ras, adat istiadat, serta keragaman sosial budaya.
"Keragaman budaya dan adat istiadat itu mudah dilihat lewat internet, seperti pakaian adat, rumah adat, hingga adat pernikahan suku-suku di Indonesia," kata Pengawas Sekolah SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung Yusuf, dalam webinar literasi digital di Kabupaten Lampung Tengah, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa, 17 September 2024.
Mengusung tema 'Keragaman dan Radikalisme di Era Digital', diskusi online untuk segmen pendidikan itu digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung.
Yusuf mengatakan, keragaman di era digital harus dimaknai sebagai nilai historis, moral, edukasi, karakter, dan penghormatan terhadap nilai-nilai spiritual atau religius. Namun, era digital telah mengikis nilai keragaman dengan gagasan radikalisme.
"Radikalisme merupakan gagasan, ide, atau gerakan yang menghendaki perubahan secara menyeluruh, baik dalam lingkup sosial, politik maupun keagamaan dengan mengandalkan kekerasan secara digital," jelas Yusuf.
Dampak negatif radikalisme, menurut dia, dapat menimbulkan konflik sosial yang bernilai fundamental bangsa, potensi kekerasan dan terorisme, perpecahan sosial, mengancam persatuan, serta menghancurkan nasionalisme sebagai bangsa.
"Untuk menghindari ancaman radikalisme, saring setiap informasi, baca dan pahami ilmu pengetahuan dengan baik dan benar, hindari meneruskan informasi yang mengarah ke radikalisme, berperan aktif melaporkan indikasi radikalisme dan terorisme," sebut Yusuf.
Baca juga: Pentingnya Literasi Digital di Media Sosial |