Pentingnya Literasi Digital di Media Sosial

Ilustrasi media sosial. Foto: Istimewa.

Pentingnya Literasi Digital di Media Sosial

Husen Miftahudin • 30 August 2024 20:15

Lampung Tengah: Pegiat literasi digital Indonesia Moh. Rouf Azizi menekankan pentingnya literasi digital dalam bermedia sosial. Sebab dunia maya akan celaka bila salah digunakan, merugi bila diabaikan, dan beruntung bila dimanfaatkan.

Salah satu dampak media sosial adalah insecure, yang merupakan keadaan kurang percaya diri dan merasa lebih rendah dari orang lain. Misalnya terkait fisik, hubungan, dan pencapaian hidup, sehingga merasa tidak aman, nyaman, dan gelisah dalam hidup.

"Tanda-tanda insecure seperti sering membandingkan dengan orang lain atau merasa rumput tetangga lebih hijau, tidak percaya diri dalam banyak hal, obsesi menjadi sempurna (perfeksionis), merasa sedih atau mudah terpengaruh orang lain," jelas Rouf dalam diskusi literasi digital, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 30 Agustus 2024.

Insecure, menurut Rouf, disebabkan oleh pemikiran negatif tentang diri sendiri, yang jika berlebihan dapat menyebabkan gangguan mental. Tips bebas dari rasa insecure yakni menemukan kelebihan, bersyukur dan berhenti membandingkan diri dengan orang lain, lakukan hal yang membahagiakan diri, dan kelilingi diri dengan orang yang suportif.

"Membandingkan diri dengan orang lain tidak akan pernah habis. Fokuslah pada kelebihanmu. Banyak hal luar biasa yang dapat kamu lakukan tanpa disadari, dan jangan terfokus dengan kekurangan yang dapat menciutkan mental," terang dia.
 

Baca juga: Di Dunia Digital, Pelajar Mesti Junjung Tinggi Etika
 

Insecure juga punya dampak positif

 
Dari sudut pandang berbeda, tenaga pendidik SMPN 2 Seputih Agung Lica Dewi Septiana menambahkan, hubungan antara media sosial dengan insecure memiliki dampak positif memperluas jaringan sosial, sumber inspirasi dan informasi, serta dukungan komunitas.

"Dampak negatifnya, perbandingan sosial, lantaran konten yang di-posting sering kali menampilkan versi terbaik dari kehidupan seseorang, yang bisa menimbulkan perasaan tidak puas terhadap diri sendiri," ucap dia.

"Cyberbullying, yakni komentar negatif dan kritik yang dapat memperburuk perasaan insecure, dan Fear of Missing Out (FOMO) atau kekhawatiran ketinggalan tren atau acara sosial yang bisa meningkatkan kecemasan," tambah Lica.

Agar media sosial tidak membuat perasaan penggunanya merasa insecure, dosen Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (STIKOSA AWS) E. Rizky Wulandari meminta pelajar untuk tidak membandingkan hidup dengan highlight reel orang lain.

"Fokus pada diri sendiri, batasi waktu di media sosial, jangan ragu untuk unfollow atau mute akun yang membuatmu merasa buruk, dan lakukan aktivitas fisik sesuai minat dan hobi," pesan Rizky.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)