Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Husen Miftahudin • 28 August 2024 18:20
Pasaman: Perkembangan komunikasi digital memiliki karakteristik global yang melintasi batas-batas budaya. Setiap negara, bahkan daerah, memiliki etikanya sendiri. Begitu pula setiap generasi atau pelajar memiliki etika tersendiri.
"Etika pelajar di dunia digital diwujudkan dalam perilaku partisipatif yang bertanggung jawab pada orang lain," ucap Sekretaris sekaligus Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pasaman Gunawan dalam webinar literasi digital yang digelar Kemkominfo, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 28 Agustus 2024.
Gunawan menegaskan, ruang lingkup etika itu menyangkut pertimbangan perilaku yang dipenuhi kesadaran, tanggung jawab, integritas (kejujuran) dan nilai kebajikan. "Baik itu dalam hal tata kelola, berinteraksi, berpartisipasi, berkolaborasi dan bertransaksi elektronik," tegasnya.
Lingkup kesadaran dalam etika, menurut Gunawan, artinya melakukan sesuatu dengan sadar atau memiliki tujuan. Kemudian, berintegritas (kejujuran), karena sifat media digital yang sangat berpotensi manipulatif, mudah, dan menyediakan konten yang sangat besar menggoda penggunanya untuk bertindak tidak jujur.
"Lingkup etika lainnya, yakni bertanggung jawab yang berarti mau menanggung konsekuensi dari perilakunya, serta kebajikan menyangkut hal-hal nilai kemanfaatan, kemanusiaan, dan kebaikan," jelas dia.
Ia menambahkan, satu lagi yang perlu diterapkan dalam bermedia digital, sambung Gunawan, yaitu etiket berinternet (netiket). Pengguna media digital memiliki kemampuan untuk menciptakan dan memberlakukan aturan dan tata krama di internet.
"Panduan tentang sikap yang sesuai atau yang melanggar netiket, pengetahuan dan pengalaman berinteraksi dan bertransaksi di dunia digital, serta pengetahuan melakukan evaluasi etika digital," papar Gunawan.
Baca juga: Popularitas di Medsos Bisa Jadi Ukuran Penentuan Kandidat |