Saham Berjangka AS Bergerak Naik di Tengah Kekhawatiran Israel-Iran

Ilustrasi Wall Street. Foto: Xinhua/Michael Nagle

Saham Berjangka AS Bergerak Naik di Tengah Kekhawatiran Israel-Iran

Eko Nordiansyah • 16 June 2025 08:16

New York: Indeks saham berjangka AS naik pada Minggu malam, 15 Juni 2025, mencoba memulihkan sebagian kekuatan setelah konflik militer yang meningkat antara Israel dan Iran mengguncang Wall Street minggu lalu.

Fokus sekarang tertuju pada pertemuan Federal Reserve minggu ini, di mana bank sentral diharapkan mempertahankan suku bunga tetap stabil.

Dikutip dari Investing.com, saham berjangka naik setelah sesi Jumat yang sangat negatif di Wall Street, di mana ketiga tolok ukur anjlok lebih dari satu persen setelah serangan militer antara Israel dan Iran menghancurkan selera risiko. Konflik tersebut menunjukkan sedikit tanda-tanda mereda selama akhir pekan.

S&P 500 Futures naik 0,2 persen menjadi 6.040,75 poin, sementara Nasdaq 100 Futures naik 0,2 persen menjadi 21.909,0 poin pada pukul 19:55 ET (23:55 GMT). Dow Jones Futures naik 0,1 persen menjadi 42.553,0 poin.

Pertemuan Fed menjadi fokus

Rapat Fed menunggu isyarat suku bunga lebih lanjut. The Fed akan memulai rapat dua hari mulai Selasa, dan secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah, sekitar 4,5 persen, pada akhir rapat pada Rabu.

Namun, fokus sebagian besar akan tertuju pada apakah bank sentral akan memberi sinyal penurunan suku bunga di masa mendatang, terutama dalam menghadapi inflasi AS yang lebih rendah dan tanda-tanda ekonomi yang mendingin.
 
Baca juga: 

Harga dan Pasokan Minyak Dunia Bergantung Konflik Iran vs Israel



(Ilustrasi Wall Street. Foto: iStock)

Bank sentral sejauh ini sebagian besar mempertahankan pendiriannya bahwa suku bunga akan tetap tidak berubah dalam waktu dekat. Namun, data inflasi yang rendah dalam beberapa bulan terakhir, ditambah dengan tanda-tanda pasar tenaga kerja yang mendingin dan pertumbuhan ekonomi yang menurun memicu taruhan bahwa Fed dapat mengubah nadanya dalam beberapa bulan mendatang.

The Fed juga menghadapi tekanan yang meningkat dari Presiden Donald Trump untuk memangkas suku bunga.

Bank sentral telah memangkas suku bunga sebesar total satu persen pada 2024, tetapi memperkirakan laju pemangkasan yang jauh lebih lambat pada tahun 2025 karena ketidakpastian atas inflasi dan ekonomi. Sebagian besar ketidakpastian ini berasal dari tarif perdagangan Trump dan dampak potensialnya.

Wall Street terpukul risiko geopolitik


Indeks Wall Street anjlok pada hari Jumat setelah Israel menyerang Iran, yang memicu serangkaian serangan balasan oleh Teheran selama akhir pekan.

Serangan Israel tampaknya diarahkan dalam beberapa hal ke fasilitas nuklir Iran, dan memicu pembalasan sengit dari Republik Islam tersebut.

Serangan tersebut sebagian besar merusak perundingan nuklir antara Teheran dan Washington, dan sangat meningkatkan ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah. Kekhawatiran akan perang yang berlarut-larut antara Iran dan Israel juga memukul selera risiko, terutama karena investor mengkhawatirkan eskalasi yang lebih besar.

S&P 500 turun 1,1 persen menjadi 5.976,97 poin, sementara NASDAQ Composite turun 1,3 persen menjadi 19.406,83 poin pada hari Jumat. Dow Jones Industrial Average turun 1,8 persen menjadi 42.197,79 poin.

Namun, saham pertahanan menguat karena prospek permintaan yang lebih tinggi. Saham energi juga naik tajam, mengikuti lonjakan harga minyak.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)