PM Jepang Sanae Takaichi. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 26 October 2025 19:23
Tokyo: Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana menegaskan kembali komitmen kerja sama dalam pengamanan mineral strategis, termasuk tanah jarang (rare earth), dalam pertemuan puncak langsung pertama mereka di Tokyo, Selasa mendatang.
Dikutip dari Antara, Minggu, 26 Oktober 2025, langkah ini menyusul keputusan Tiongkok memperketat kontrol ekspor tanah jarang, yang memperdalam ketegangan dalam hubungan Beijing–Washington. Jepang dan AS kini berupaya menyelaraskan kebijakan keamanan ekonomi untuk memastikan pasokan stabil bagi industri teknologi tinggi yang sangat bergantung pada mineral tersebut.
Selain isu mineral strategis, Takaichi dan Trump juga dijadwalkan menandatangani dokumen kebijakan tarif AS serta meningkatkan kerja sama dalam pemberantasan peredaran prekursor untuk produksi opioid sintetis fentanil, menurut sejumlah sumber diplomatik pada Minggu.
Trump dijadwalkan tiba di Jepang pada Senin besok, menandai kunjungan pertamanya ke Negeri Sakura sejak KTT G20 Osaka 2019. Setelah pertemuan di Tokyo, Trump diperkirakan akan melanjutkan lawatan ke Korea Selatan dan kemungkinan bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping.
Kedua pemimpin juga akan menyoroti pentingnya rantai pasokan tangguh bagi mineral kritis, sekaligus membahas opsi kerja sama multilateral dengan negara-negara seperti Australia dan India untuk menyeimbangkan pengaruh ekonomi Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik.
Takaichi diperkirakan akan menegaskan komitmen pemerintah Jepang terhadap memorandum investasi senilai 550 miliar dolar AS (sekitar Rp9.160 triliun) di Amerika Serikat, sebagai bagian dari kesepakatan pengurangan tarif terhadap produk Jepang.
Selain itu, Jepang dan AS akan memperkuat pertukaran informasi terkait bahan prekursor fentanil, yang diyakini berasal dari China dan masuk ke AS melalui Meksiko dan Kanada. Beberapa perusahaan Tiongkok diduga menyalurkan bahan tersebut secara ilegal melalui Jepang.
Sanae Takaichi, politisi konservatif garis tegas dari Partai Demokrat Liberal (LDP), baru saja terpilih sebagai perdana menteri perempuan pertama Jepang pada Selasa lalu, membuka babak baru dalam diplomasi Tokyo–Washington.
Baca juga: Kunjungan Trump ke Jepang Jadi Ujian Diplomatik Awal bagi Takaichi