Longsor di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Dokumentasi: BPBD Kabupaten Cilacap
Putri Purnama Sari • 16 November 2025 15:52
Jakarta: Longsor merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, terutama saat musim hujan. Banyak wilayah dengan kontur berbukit dan struktur tanah labil menjadikan longsor sebagai ancaman serius setiap tahunnya.
Baru-baru ini, tanah longsor terjadi di Kecamatan Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, pada Kamis, 13 November 2025. Sebanyak 12 orang dilaporkan meninggal dunia, dan 11 orang hilang.
Untuk mengantisipasi dampaknya, penting memahami penyebab longsor, baik dari faktor alam maupun aktivitas manusia. Berikut penyebab atau faktor yang memicu terjadinya longsor.
Faktor Penyebab Tanah Longsor
1. Curah Hujan Tinggi
Curah
hujan yang tinggi adalah penyebab longsor paling umum. Air hujan yang meresap ke dalam tanah membuat tanah menjadi jenuh dan kehilangan kekuatannya.
Jika kondisi ini terjadi pada daerah miring atau tebing, tanah mudah bergerak dan memicu longsor. Akibatnya lereng kehilangan stabilitas, air menambah beban pada tanah, dan retakan tanah semakin melebar
2. Struktur Tanah yang Labil
Beberapa jenis tanah lebih rentan longsor, seperti tanah lempung yang mudah menyerap air atau tanah berpasir tanpa ikatan kuat. Selain itu, tanah yang sudah retak atau pernah mengalami longsor sebelumnya juga berisiko tinggi.
Ciri tanah labil adalah mudah tergerus air, tidak memiliki ikatan kuat antarpartikel, hingga bekas longsor sebelumnya.
3. Kemiringan Lereng Terlalu Curam
Lereng yang curam memiliki gaya gravitasi lebih besar sehingga mudah terjadi pergerakan tanah. Semakin miring suatu lereng, semakin tinggi potensi longsor, terutama saat tanah jenuh air.
Contoh wilayah rawan yang sering terjadi longsor adalah perbukitan, tebing dekat jalan raya, dan kawasan pegunungan.
4. Penggundulan Hutan dan Minim Vegetasi
Pohon berfungsi mengikat dan menahan tanah dengan akarnya. Ketika hutan ditebang atau vegetasi hilang, tanah menjadi lebih mudah bergerak.
Akibatnya, tanah cepat jenuh air, tidak ada akar yang mengikat tanah, erosi meningkat drastis. Inilah mengapa daerah dengan deforestasi tinggi lebih sering dilanda longsor.
5. Aktivitas Manusia yang Tidak Terencana
Selain faktor alam, ulah manusia juga sering menjadi penyebab longsor. Beberapa aktivitas yang memicu gerakan tanah antara lain:
- Pembangunan di tepi tebing atau lereng curam
- Penambangan tanpa kajian geologi
- Pembuangan air limbah ke lereng
- Pemotongan lereng untuk jalan tanpa perkuatan
- Ketidakteraturan pembangunan membuat struktur tanah semakin rentan.
6. Getaran dan Aktivitas Seismik
Gempa bumi dapat memicu longsor, terutama di daerah dengan lereng curam atau tanah labil. Getaran gempa membuat tanah kehilangan kesolidannya sehingga mudah bergerak.
Selain gempa bumi, sumber getaran lain yang juga dapat menyebabkan longsor adalah ledakan, aktivitas alat berat, hingga vibrasi kendaraan berat
7. Erosi oleh Aliran Sungai atau Air Permukaan
Aliran air yang terus menggerus kaki lereng akan memperlemah struktur tanah. Lambat laun, bagian bawah lereng tergerus dan membuat tanah bagian atas kehilangan penopang.
Bentuk erosi yang memicu longsor adalah erosi sungai, erosi permukaan, hingga banjir bandang yang meruntuhkan tebing
8. Perubahan Tata Guna Lahan yang Tidak Terkontrol
Alih fungsi lahan dari hutan menjadi pemukiman atau perkebunan sering dilakukan tanpa kajian lingkungan yang memadai. Perubahan tata ruang yang ekstrem dapat mengubah keseimbangan lereng dan meningkatkan risiko longsor. Contoh perubahan lahan berisiko:
- Perumahan di daerah perbukitan
- Sawah dan kebun di lereng curam
- Pembangunan vila di pegunungan.