Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam UOB Media Editors Circle. Foto: Dok istimewa
Eko Nordiansyah • 23 July 2025 16:37
Jakarta: Pemerintah Indonesia mencapai kesepakatan tarif impor Amerika Serikat (AS) untuk produk asal Indonesia sebesar 19 persen dari sebelumnya 32 persen. Penurunan tarif bagi Indonesia dinilai sebagai langkah positif karena lebih kompetitif dibandingkan dengan negara lain.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menceritakan, Indonesia dianggap negara yang awal-awal penetapan tarif direspons cukup baik oleh AS. Saat itu Indonesia membawa dokumen yang dilengkapi dengan berbagai penawaran kepada AS.
“Kaitannya dengan permintaan baik dari sisi tarif, non-tarif, kemudian pembelian produk Amerika, maupun yang terkait dengan investment. Jadi kita sebenarnya cukup lengkap paketnya, makanya oleh pihak Amerika betul-betul diapresiasi,” tutur Susiwijono dalam UOB Media Editors Circle dikutip Rabu, 23 Juli 2025.
Susiwijono menyebut, tarif rendah Indonesia memberi keuntungan besar bagi ekspor nasional. Selain memperkuat posisi Indonesia sebagai tujuan investasi karena dinilai lebih menarik untuk relokasi industri, ini juga membuka peluang bagi penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.
“Justru dengan kondisi global seperti ini walaupun ketidakpastiannya masih sangat tinggi, namun sebenarnya sebagian perkembangan yang ada justru menjadi opportunity untuk Indonesia. Menjadi kesempatan yang sangat baik terutama untuk mendukung investasi,” ungkap dia.
Susiwijono mengatakan, tarif baru tersebut seharusnya mulai berlaku pada 1 Agustus 2025. Namun, khusus untuk Indonesia, terdapat klausul bahwa selama proses negosiasi lanjutan masih berlangsung sampai adanya pernyataan bersama (joint statement) terkait tarif resiprokal.
Baca juga:
Ini Kesepakatan Dagang Lengkap AS-Indonesia, dari Tarif hingga Kerja Sama Komersial |