Populasi paus abu-abu di Samudra Pasifik Utara masih belum pulih dari penurunan drastis yang terjadi antara 2019 dan 2023.. (NOAA Fisheries)
Willy Haryono • 22 July 2025 19:05
California: Para ilmuwan tengah menyelidiki peningkatan signifikan jumlah kematian ikan paus di Teluk San Francisco, Amerika Serikat (AS), sepanjang tahun 2025, di tengah upaya pemulihan populasi paus yang sempat terdampak peristiwa kematian massal besar-besaran di tahun 2019.
California Academy of Sciences melaporkan bahwa hingga saat ini, tercatat kematian 21 paus abu-abu, dua paus balin yang belum teridentifikasi, dan satu paus minke di wilayah perairan sekitar San Francisco. Jumlah ini melampaui catatan tahun-tahun sebelumnya, yakni 14 kematian pada 2019 dan 15 pada 2021.
Selain itu, para peneliti mencatat jumlah kemunculan paus abu-abu yang tergolong tinggi secara tidak biasa di kawasan tersebut lebih dari 30 individu terkonfirmasi, dibanding hanya enam pada tahun 2024.
“Kemunculan paus abu-abu terbaru ini cukup mengejutkan, mengingat sudah hampir dua minggu tidak terlihat satu pun di Teluk, dan saat ini sudah cukup lewat dari musim migrasi mereka,” ujar Kathi George, Direktur Konservasi Biologi Cetacea di Marine Mammal Center, Sausalito, kepada ABC News dan dikutip The Independent, Selasa, 22 Juli 2025.
Delapan dari paus abu-abu tersebut diyakini mati akibat tabrakan dengan kapal, menurut Akademi. Namun penyebab kematian sisanya belum diketahui secara pasti, dan peningkatan jumlah paus yang terlihat di Teluk tahun ini juga masih menjadi misteri.
Populasi paus abu-abu di Samudra Pasifik Utara masih belum pulih dari penurunan drastis yang terjadi antara 2019 dan 2023, ketika sekitar 700 paus mati di sepanjang pesisir barat Amerika Utara. Fenomena ini dikenal di kalangan ilmuwan sebagai “peristiwa kematian tak biasa,” yang diperkirakan telah mengurangi populasi dari sekitar 20.500 menjadi hanya 14.500 individu dalam empat tahun.
Sebuah studi pada 2023 menemukan bahwa pencairan es laut Arktika berkontribusi memperpanjang peristiwa kematian tersebut dengan mengacaukan rantai makanan, mulai dari alga dan plankton yang menjadi sumber nutrisi utama paus abu-abu di wilayah kutub.
“Ini menandakan ancaman serius terhadap masa depan populasi ini... Kita tahu perubahan iklim sedang mengubah kondisi laut dan ketersediaan makanan mereka di Arktik,” jelas George.
Paus abu-abu dikenal sebagai makhluk sosial berukuran besar yang bermigrasi ribuan kilometer di sepanjang pesisir barat Amerika Utara, dari tempat makan di musim panas di dekat Alaska hingga daerah berkembang biak di musim dingin di lepas pantai barat Meksiko.
Dulu paus abu-abu juga umum ditemukan di Samudra Atlantik, tetapi mereka hampir punah akibat perburuan besar-besaran pada abad ke-19. Kini, spesies ini hanya bertahan dalam dua populasi di kawasan Pasifik barat laut dan timur laut, di mana kelompok barat laut telah diklasifikasikan secara resmi sebagai spesies yang terancam punah. (Muhammad Reyhansyah)
Baca juga: Dicurigai sebagai Mata-Mata Rusia, Paus ‘Hvaldimir’ Mati di Laut Norwegia