CEO Environesia Saprian. Istimewa
Whisnu Mardiansyah • 21 August 2025 23:13
Yogyakarta: Kabar membanggakan datang dari dunia teknik lingkungan Indonesia. Saprian seorang insinyur muda Indonesia berhasil menyandang ASEAN Engineer (ASEAN Eng.) yang diberikan oleh ASEAN Federation of Engineering Organisations (AFEO).
Sertifikat pengakuan tersebut disahkan pada ajang 24th AFEO Midterm Meeting yang diselenggarakan pada 8 Agustus 2025 di Da Nang, Vietnam. Keputusan pengukuhan dilakukan langsung oleh AFEO Governing Board. Dengan predikat ini, Saprian kini masuk ke dalam jajaran insinyur kelas dunia yang diakui di kawasan ASEAN.
"Gelar ASEAN Engineer ini bukan semata pencapaian pribadi, melainkan amanah untuk membawa nama baik bangsa, serta menjadi penghubung antara profesional teknik Indonesia dengan jejaring global. Insyaallah, Environesia dan Greenlab akan terus mendedikasikan diri untuk mendukung pembangunan berkelanjutan Indonesia yang sejalan dengan program pemerintah,” ujar Saprian.
Pria kelahiran Rokan Hilir Riau juga dikenal luas karena konsistensinya dalam menyebarkan edukasi lingkungan melalui konten digital. Aktivitas ini menjadikannya salah satu figur publik yang mampu menjembatani isu-isu serius di bidang lingkungan dengan bahasa populer yang mudah diterima generasi muda.
"Edukasi lingkungan tidak hanya berhenti di ruang seminar atau forum formal, tetapi juga harus bisa diakses masyarakat luas. Melalui konten, saya berusaha mengajak publik untuk peduli, memahami, dan mengambil peran aktif dalam menjaga bumi kita,” ujar Saprian.
Perjalanan karirnya, Saprian mendirikan Environesia yang menjelma sebagai perusahaan dengan reputasi internasional. Sebuah perusahaan konsultan yang menawarkan studi kelayakan lingkungan, perizinan, implementasi sistem pengelolaan lingkungan, hingga pengujian laboratorium terakreditasi melalui laboratoriumnya Greenlab Indonesia.
Melalui platform tersebut, Saprian aktif mendorong lahirnya kebijakan yang berpihak pada pembangunan berkelanjutan sekaligus memperkuat jejaring antara pelaku usaha muda di Indonesia.
Dengan pengakuan internasional, peluang kolaborasi lintas negara akan semakin terbuka, baik dalam bidang riset, pengembangan teknologi ramah lingkungan, maupun investasi berkelanjutan.
Saprian berharap gelar dari ASEAN ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi insinyur muda Indonesia untuk terus mengasah kompetensi, berjejaring secara global, dan membawa nama bangsa ke level internasional.
Selain menjadi CEO Environesia Group, ia juga menjabat sebagai Kabid Bidang III Lingkungan, Kehutanan, dan ESDM di Himpunan Pengusaha Muda (HIPMI) BPD Daerah Istimewa Yogyakarta.