Personel pasukan penjaga perdamaian PBB bersiaga di Kongo. (Anadolu Agency)
Muhammad Reyhansyah • 19 August 2025 19:02
Kivu: Misi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Republik Demokratik Kongo (MONUSCO) melaporkan pada Senin, 18 Agustus 2025 bahwa serangan kelompok pemberontak yang berafiliasi dengan ISIS di Kongo timur menewaskan sedikitnya 52 orang sepanjang 9–16 Agustus.
Serangan dilakukan oleh kelompok Allied Democratic Forces (ADF) di wilayah Beni dan Lubero, Provinsi Kivu Utara.
Dalam pernyataan resminya, MONUSCO menyebut aksi kekerasan itu disertai penculikan, penjarahan, pembakaran rumah, kendaraan, serta penghancuran properti milik warga yang sudah berada dalam kondisi kemanusiaan darurat.
PBB memperingatkan bahwa jumlah korban kemungkinan masih bertambah.
Mengutip dari ABC News, Selasa, 19 Agustus 2025, ADF, kelompok bersenjata asal Uganda yang kini beroperasi di perbatasan Kongo–Uganda, dikenal kerap menargetkan warga sipil. Bulan lalu, otoritas setempat menyebut ADF menewaskan hampir 40 orang dalam serangan ke sebuah gereja Katolik di Provinsi Ituri, dengan banyak korban perempuan dan anak-anak.
Kelompok ini terbentuk pada akhir 1990-an oleh sejumlah faksi kecil yang menentang Presiden Uganda Yoweri Museveni. Setelah operasi militer Uganda pada 2002, ADF memindahkan basisnya ke Kongo. Sejak itu, ribuan warga sipil diyakini tewas akibat serangan kelompok ini. Pada 2019, ADF secara resmi menyatakan setia kepada ISIS.
Militer Kongo telah lama kesulitan menumpas ADF, apalagi di tengah konflik lain dengan pemberontak M23 yang mendapat dukungan Rwanda.
Rencana penandatanganan perjanjian damai permanen antara pemerintah Kongo dan M23 yang dijadwalkan 18 Agustus kembali tertunda. Kedua pihak dalam beberapa hari terakhir justru saling menuduh melanggar gencatan senjata, yang seharusnya menjadi prasyarat perjanjian tersebut.
Baca juga: Serangan Pemberontak Terafiliasi ISIS di Gereja Kongo Tewaskan 34 Orang