Kim Jong-un Bertekad Terus Kembangkan Kekuatan Nuklir Korea Utara

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berjabat tangan dengan jajaran Kementerian Pertahanan Korea Utara, Sabtu, 8 Februari 2025. (KCNA)

Kim Jong-un Bertekad Terus Kembangkan Kekuatan Nuklir Korea Utara

Willy Haryono • 9 February 2025 10:20

Pyongyang: Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengkritik kerja sama militer trilateral antara Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Korea Selatan karena dinilai meningkatkan ketegangan di kawasan, seraya berjanji akan mengambil tindakan balasan, termasuk pengembangan lebih lanjut kekuatan nuklir.

Kim mengatakan pengerahan aset strategis nuklir AS, latihan perang, dan kerja sama militer dengan Jepang dan Korea Selatan mengundang ketidakseimbangan militer di kawasan dan menimbulkan tantangan serius bagi lingkungan keamanan, lapor media pemerintah Korean Central News Agency (KCNA) pada Minggu, 9 Februari 2025.

"DPRK tidak menginginkan ketegangan yang tidak perlu dalam situasi regional, tetapi akan mengambil tindakan balasan berkelanjutan untuk memastikan keseimbangan militer regional," kata Kim saat berkunjung ke kementerian pertahanan pada hari Sabtu untuk memperingati hari berdirinya Angkatan Daratnya.

DPRK adalah singkatan dari Republik Rakyat Demokratik Korea, nama resmi Korea Utara.

Presiden AS Donald Trump, setelah pertemuan pada hari Jumat dengan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba, mengaku akan menjalin hubungan dengan Korea Utara. Saat pertemuan, Trump dan Ishiba sama-sama menyatakan keprihatinan atas program nuklir Korea Utara.

Selama kunjungan ke Kemenhan Korea Utara, Kim "menegaskan kembali kebijakan yang tak tergoyahkan untuk lebih mengembangkan kekuatan nuklir.”

Mengenai perang Rusia dengan Ukraina, Kim berkata: "Tentara dan rakyat DPRK akan selalu mendukung dan mendorong tujuan yang benar dari tentara dan rakyat Rusia untuk mempertahankan kedaulatan, keamanan, dan integritas teritorial mereka sesuai dengan semangat perjanjian tentang kemitraan strategis komprehensif antara DPRK dan Rusia."

Bulan lalu, Korea Selatan mengatakan pihaknya mencurigai Korea Utara tengah mempersiapkan pengiriman lebih banyak pasukan ke Rusia, sebagai tambahan dari sekitar 11.000 tentara yang telah dikirim untuk perang selama tiga tahun tersebut.

Dalam komentar terpisah yang dirilis pada hari Minggu, KCNA kembali mengkritik aktivitas militer Korea Selatan dengan Amerika Serikat tahun ini dan memperingatkan bahwa tindakan agresif akan menghadapi konsekuensi yang tidak diinginkan.

"Siapa pun dapat dengan mudah menebak bagaimana kami menanggapi fakta bahwa mereka melakukan latihan perang yang lebih intens daripada sebelumnya pada saat jadwal diplomasi dibatalkan karena kekacauan politik," lapor KCNA.

Baca juga:  Korea Utara Tegaskan Senjata Nuklirnya Bukan Alat Tawar Negosiasi

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)