Kasus Antraks di Gunungkidul Kembali Muncul

Ilustrasi--Petugas Dispangtan Solo periksa kesehatan hewan kurban menjelang Iduladha. Medcom.id/ Triawati

Kasus Antraks di Gunungkidul Kembali Muncul

Ahmad Mustaqim • 18 February 2025 10:47

Gunungkidul: Kasus ternak mati mendadak di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kembali muncul. Hasil uji lab ternak mati tersebut positif antraks

"Hasil uji lab sudah keluar pada 15 Februari lalu dan hasilnya positif," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, Selasa, 18 Februari 2025. 

Wibawanti menjelaskan seekor ternak sapi yang mati merupakan milik warga Dusun Sawah, Desa Tileng, Kecamatan Girisubo. Tak lama setelah ternak itu mati sampelnya diambil dan dibawa untuk pengecekan di laboratorium Balai Besar Veteriner Wates, Kabupaten Kulon Progo. 

Menurut Wibawanti, pemerintah setempat masih terus berupaya melakukan pencegahan penyakit hewan tersebut. Lokasi temuan antraks telah disemprotkan disinfektan. 

"Begitu hasil keluar, maka langsung dilakukan penyemprotan di kandang ternak di lokasi temuan kasus selama dua hari beruntun," jelasnya.
 

Baca: Banyuwangi Vaksin 33 Ribu Sapi untuk Cegah PMK

Selain itu lokasi temuan kasus juga dilakukan sterilisasi. Langkah itu meminimalkan mobilitas masyarakat di area temuan kasus antraks. 

Wibawanti mengungkapkan pihaknya juga mengedukasi dan sosialisasi ke masyarakat terkait bahaya antraks. Salah satunya materi larangan brandu atau praktik mengonsumsi ternak mati. Praktik brandu telah dilarang melalui Perda Nomor 13 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Peternakan dan Kesehatan Hewan. 

"Praktik brandu harus dihentikan. Ternak mati harus dikubur untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit," ujarnya.

Wibawanti juga mengungkapkan pengawasan lalu lintas masuk-keluar ternak juga diupayakan. Pasalnya, lokasi temuan ternak berdekatan wilayah Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah..

"Kami juga akan rutin melakukan pemeriksaan di Pasar Hewan. Kami minta kepada masyarakat untuk tidak membawa hewan ternak ke pasar terlebih dahulu," katanya.

Pada Maret 2024 lalu, sebanyak tiga ekor ternak di Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul sebelumnya diduga mati tak wajar. Ternak-ternak tersebut diduga mati karena antraks. Belakangan, hasil uji sampel di laboratorium menunjukkan salah satunya positif antraks. 

Selain itu, juga ada 7 hewan ternak di Desa Gayamharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman mati tak wajar dalam periode 10-11 Februari 2024. Sebagian daging ternak yang mati itu juga sempat dikonsumsi warga.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)